Sabtu, 18 Februari 2017


Upaya Meningkatkan Kreativitas Dan Inovasi Guru Dalam Proses Belajar Mengajar


1. KREATIVITAS

1.1    Pengertian Kreativitas
Kreatifitas adalah orisinalitas, artinya bahwa produk, proses, atau orangnya, mampu menciptakan sesuatu yang belum diciptakan oleh orang lain. Kreativitas juga dapat dispesifikkan dalam dunia pendidikan, yang dinamakan oleh Torrance dan Goff (1990) sebagai kreativitas akademik (academic creativity), Kreativitas akademik ini menjelaskan cara berpikir guru atau siswa dalam belajar dan memproduksi informasi. Berpikir dan belajar kreatif memuat kemampuan untuk mengevaluasi (kemampuan untuk menangkap akar masalah, ketidakkonsistenan dan elemen yang hilang), berpikir divergen (fleksibilitas, originalitas dan elaborasi) dan redefinisi.
Kreativitas juga dapat diartikan sebagai sebuah karya yang harmonis dalam pembelajaran yang berdasarkan tiga aspek cipta, rasa dan karsa yang akan menghasilkan sesuatu yang baru agar dapat membangkitkan dan menanamkan kepercayaan diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Bentuk kreativitas seorang guru dalam pembelajaran di kelas, akan sangat membantu dalam menentukan arah dan tujuan pembelajaran. Kreativitas guru akan lebih memudahkan siswa dalam menerima dan memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga tujuan dari pembelajaran dalam hal ini pembelajaran akidah akhlak akan mampu membentuk kepribadian dan moral siswa menjadi pribadi yang Islami dan moral yang luhur.
Membangun kreativitas guru membutuhkan proses, ia tidaklah lahir tiba-tiba, ada proses yang mengawalinya seperti: pertama, belajar dari pengalaman mengajar, baik diperoleh dari pengalaman sendiri maupun dari pengalaman guru lain. Guru dapat belajar dan merefleksikan perjalanan proses belajar mengajarnya ke dalam praktik pembelajaran bersama siswa. Kedua, rasa cinta dan kasih sayang yang mendalam terhadap murid-muridnya agar mereka menjadi manusia ideal  di masa yang akan datang. Cinta adalah energi kehidupan. Cinta merupakan sumber pemicu yang kuat atas lahirnya kreativitas. Jika ada cinta dan kasih sayang, maka rasa dan jiwa guru terlibat dalam proses pengajaran dan pendidikannya sehingga totalitas kinerja guru lahir. Perasaan siswa dapat menangkap cinta kasih gurunya sehingga terjalin hubungan psikologis antara siswa dan guru. Ketiga, adanya tanggung jawab yang mendalam terhadap tugasnya. Keempat, guru giat belajar untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kepribadian dan keterampilannya yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru.

1.2.   Kreatifitas Guru Dalam Pembelajaran
Kreatifitas guru dapat diarahkan pada dua komponen pembelajaran di kelas, yaitu produk kreatifitas dan hasil inovasi yang mendukung manajemen kelas serta hasil kreatifitas dan hasil inovasi dalam bentuk media pembelajaran.

1.       Kreatifitas dalam Manajemen Kelas

Manajemen kelas adalah aktifitas guru dalam mengelola dinamika kelas, mengorganisasikan sumber daya yang ada serta menyusun perencanaan aktifitas yang dilakukan di kelas untuk diarahkan dalam proses pembelajaran yang baik. Dalam hal manajemen kelas, kreatifitas guru dalam manajemen kelas diarahkan untuk: 

a.  Membantu siswa di kelas dapat belajar secara kolaboratif dan kooperatif
b.  Menciptakan lingkungan akademik yang kondusif dalam proses belajar

2.    Kreatifitas dalam Pemanfaatan Media Belajar
Media belajar adalah alat atau benda yang dapat mendukung proses pembelajaran di kelas. Fungsi Media Belajar (1) membantu siswa dalam memahami konsep abstrak yang diajarkan, (2) meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, (3) Mengurangi terjadinya misunderstanding, (4) Memotivasi guru untuk mengembangkan pengetahuan. Dalam hal media belajar, kreatifitas guru dalam media  belajar diarahkan untuk: 

a.       Mereduksi hal-hal yang terlalu abstrak dalam materi belajar
b.      Membantu siswa mengintegrasikan materi belajar ke dalam situasi yang nyata

1.3.    Manfaat Kreatifitas Guru Dalam Pendidikan

Dalam proses belajar dan mengajar, kreatifitas dalam pembelajaran merupakan bagian dari suatu sistem yang tak terpisahkan dengan terdidik dan pendidik. Peranan kreatifitas guru tidak sekedar membantu proses belajar mengajar dengan mencakup satu aspek dalam diri manusia saja, akan tetapi mencakup apek-aspek lainnya yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. Secara umum kreatifitas guru memiliki fungsi utama yaitu membantu menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dan efisien. Namun fungsi tersebut dapat dispesifikkan menjadi beberapa macam antara lain :

1.       Kreatifitas guru berguna bagi peningkatan minat siswa terhadap mata siswaan
Produk kreatifitas guru diharapkan akan memberikan situasi yang nyata pada proses pembelajaran. Selama ini siswa dituntut untuk memiliki kemampuan verbalisme yang tinggi pada hal-hal yang abstrak. Verbalisme adalah hal sangat sulit sekali dan membosankan bagi siswa jika terus menerus dipacu di sekolah. Penerapan produk kreatifitas guru misalnya berupa instrumen yang mampu mengajak siswa belajar ke dunia nyata melalui visualisasi akan mampu menurunkan rasa bosan siswa dan meningkatkan minatnya pada mata siswaan

2.       Kreatifitas guru berguna dalam transfer informasi lebih utuh
Hasil inovasi berupa instrumen bantu pendidikan akan memberikan data atau informasi yang utuh, hal ini terlihat pada aktifnya indera siswa, baik indera penglihatan, pendengaran dan penciuman, sehingga siswa seakan-akan menemui situasi yang seperti aslinya. Produk kreatifitas guru akan melengkapi gambaran abstrak yang sebelumnya dipahami siswa dan membetulkan pemahaman yang salah mengenai informasi yang didapatkan dari teks. Pada kasus penerapan produk kreatifitas guru pada laboratorium, dengan memanipulasi objek dan situasi penelitian sedemikian rupa, maka objek dan situasi tersebut seakan-akan sesuai dengan fenomena-fenomena yang dipelajari oleh siswa.

3.      Kreatifitas guru berguna dalam merangsang siswa untuk lebih berpikir secara ilmiah dalam mengamati gejala masyarakat atau gejala alam yang menjadi objek kajian dalam belajar.
Produk kreatifitas guru sangat penting dalam pengembangan kerangka berpikir ilmiah berupa langkah rasional, sistematik, dan konsisten. Hasil-hasil kreatifitas guru akan merangsang siswa untuk membantu siswa dalam mengidentifikasi masalah, observasi data, pengolahan data serta perumusan hipotesis. Kegiatan tersebut tidak hanya hanya memperkuat ingatan terhadap informasi yang diserap, tetapi juga berfungsi sebagai pembentukan unsur kognitif yang menyangkut jenjang pemahaman.

4.      Produk kreatifitas guru akan merangsang kreatifitas siswa.
Kreatifitas guru dapat digunakan secara mandiri oleh siswa, dimana siswa dapat mengembangkan kreatifitasnya serta imajinasi dan daya nalarnya dalam memahami materi yang diajarkan. Siswa akan memiliki kelancaran, keluwesan, orisinalitas dan keunikan dalam berpikir.

1.4    Peranan Kreativitas Guru Dalam Meningkatkan Pembelajaran Siswa

Setiap orang memiliki potensi untuk melakukan aktifitas yang kreatif. Setiap siswa baru yang memasuki proses belajar, dalam benak mereka selalu diiringi dengan rasa ingin tahu. Guru pada tahap ini diharapkan untuk merangsang siswa untuk melakukan apa yang dinamakan dengan learning skills acquired, misalnya dengan jalan memberi kesempatan siswa untuk bertanya (questioning), menyelidik (inquiry), mencari (searching), menerapkan (manipulating) dan menguji coba (experimenting). Kebanyakan yang terjadi di lapangan adalah aktifitas ini jarang ditemui karena siswa hanya mendapatkan informasi yang bagi mereka adalah hal yang abstrak. Rasa ingin tahu siswa harus dijaga dengan cara memberikan kesempatan bagi mereka untuk melihat dari dekat, memegangnya serta mengalaminya.

Berikut beberapa pembiasaan guru kiranya dapat dijadikan bahan renungan untuk mengimprov kreativitas dan inovasi guru dalam mengelola pembelajaran di dalam kelas:

1. Mengaplikasi pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan, siswa bisa diajak ke luar kelas dengan tujuan memaksimalkan lingkungan sekolah sebagai alat, media dan sumber belajar yang sesuai.

2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan memanfaatkan potensi sekolah yang ada, terutama sekolah yang siswanya banyak berasal dari lapisan masyarakat margin proses pembelajarannya disetting yang kreatif inovavatif mampu beradaptasi berbagai macam situasi.

3. Mendisain pembelajaran oleh “guru kreator” yang dapat menumbuhsuburkan kreativitas dan inovasi pembelajaran dengan analisis dan evaluasi untuk penyempurnaan disain berikutnya.

4.Hindari ketegangan semua pelaku proses pembelajaran. Baik guru maupun siswa diharapkan mampu memnghindari ketegangan sebaliknya nikmati situasi dan kondisi pembelajaran menuju tercapainya kompetensi siswa sesuai KTSP.

5.Biasakan selalu mengamati lingkungan sekolah sehingga dapat menemukan area yang dapat dijadikan alat, media dan sumber belajar siswa.

6.Mengimprovisasi daya kreatif dan inovsi dengan sedikit humor sehat dan seperlunya saja untuk mempertahankan dan mengembangkan semangat inovasinya.

7.Keluar dari dunia sempit menuju dunia luas dengan banyak baca buku bidang seni dan teknologi dapat menambah daya peka berfikir efektif dan efisien.

2. INOVASI

2.1. Pengertian Inovasi menurut Para Ahli

Pengertian inovasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah penemuan baru yg berbeda dari yg sudah ada atau yg sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat). Everett M. Rogers (1983) mendefisisikan bahwa inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Pengertian inovasi menurut Stephen Robbins (1994) adalah suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa.

Pengertian inovasi menurut Van de Ven dan Andrew H adalah pengembangan dan implementasi gagasan-gagasan baru oleh orang dimana dalam jangka waktu tertentu melakukan transaksi-transaksi dengan orang lain dalam suatu tatanan organisasi. Sedangkan menurut menurut Kuniyoshi Urabe, inovasi merupakan kegiatan satu kali pukul (one time phenomenon), melainkan suatu proses yang panjang dan kumulatif yang meliputi banyak proses pengambilan keputusan di dan oleh organisasi dari mulai penemuan gagasan sampai implementasinya di pasar.

2.2 Empat Ciri Inovasi

a. Memiliki kekhasan / khusus artinya suatu inovasi memiliki ciri yang khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan.

b. Memiliki ciri atau unsur kebaruan, dalam arti suatu inovasi harus memiliki karakteristik sebagai sebuah karya dan buah pemikiran yang memiliki kadar Orsinalitas dan kebaruan.

c. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana, dalam arti bahwa suatu inovasi dilakukan melalui suatu proses yang yang tidak tergesa-gesa, namun kegiatan inovasi dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu.

d. Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, program inovasi yang dilakukan harus memiliki arah yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.

3. MEDIA PEMBELAJARAN

3.1. Pengertian Media
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media sangat populer dalam bidang komuikasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang ddigunakan disebut media pembelajaran.
Menurut Hamalik (D. Rostika, 2003 : 13) mengemukakan “yang dimaksud dengan media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah” Gagne (Rahadi, 2003 : 10) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Senada dengan itu, Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsangan bagi siswa agar terjadi proses belajar.

3.2. Fungsi Media
Dalam proses belajar mengajar fungsi media pembelajaran tidak hanya sebagai alat bantu yang digunakan guru, akan tetapi juga sebagai sarana untuk mengkomunikasikan pesan kepada anak didik.

Rowntree (Rostika, D. 2003 : 14) mengatakan bahwa :
a) media pembelajaran membangkitkan motivasi siswa,
b) dengan menggunakan media pembelajaran siswa dapat mengulangi apa yang telah mereka pelajari,
c) media pembelajaran dapat merangsang siswa untuk belajar dengan penuh semangat,
d) media pembelajaran dapat lebih mengaktifkan adanya respon dari siswa.
e) dengan menggunakan media pembelajaran dapat diharapkan adanya umpan balik dengan segera.

Dari pemaparan di atas, dengan penggunaan media pembelajaran tentunya diharapkan dapat mempertinggi nilai proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasi belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan bahwa dengan penggunaan media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, antara lain :

(a) Pembelajaran lebih menarik perhatian sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

(b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.

(c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, sehingga siswa tidak bosan.

(d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, siswa melakukan aktivitas lebih banyak selain mendengarkan uraian guru, siswa juga melakukan aktivitas mengamati, mensimulasikan, mendemonstrasikan, dan sebagainya.

Alasan kedua berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir sederhana menuju berpikir kompleks. Penggunaan media  pembelajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut, sebab dengan media pembelajaran hal-hal yang abstraks dapat dikonkritkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.




CONTOH PRODUK INOVASI GURU




Permasalahan:
Kita ketahui bahwa saat ini kebanyakan guru yang mengajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah guru yang tidak berusia muda lagi. guru - guru pun kebanyakan tidak kreatif dalam menciptakan susana kelas yang menyenangkan dan membuat semangat siswa meningkat untuk mengikuti pembelajaran. Sehingga pada saat melangsungkan proses belajar mengajar tidak terlalu mementingkan penggunaan media pembelajaran, padahal media pembelajaran sangat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran khusus nya pelajaran kimia yang dianggap sulit oleh kebanyakan siswa. Bagaimanakah pendapat teman – teman mengenai hal ini.? Upaya apa yang dapat kita lakukan  sebagai calon pendidik untuk mengatasi hal tersebut.?


11 komentar:


  1. assalamualaikum...
    menurut saya meskipun guru tidak menggunan media dalam pembelajarannya, akan tetapi guru lebih mengedepankan dalam menerapkan model pembelajaran. karna model pembelajaran itu cakupannya luas meliputi media pembelajaran,sumber belajar dan alat peraga. nah dalam kurikulum 2013 itu kan pembelajaran yang menuntut dari keaktifan siswa sendiri. jadi mungkin dengan pemilihan model yang tepat bisa menjadi solusi..
    semoga bermanfaat, terima kasih....

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum, saya akan mencoba menjawab. Menurut pendapat saya, upaya yang harus dilakukan adalah melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar secara aktif yaitu dengan menggunakannya media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Sehingga siswa ikut serta dalam proses belajar mengajar tersebu . Dengan begitu siswa akan lebih memahami materi yg akan diajarkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih diati atas tambahan jawabannya,,

      Hapus
  3. ririn, menurut saya ada straregi jitu untuk mengatasi hal tersebut. guru bisa menerapkan model pembelajaran yang orientasinya langsung ke alam. siswa dan guru dapat mengamati fenomena fenomena kimia yang ada di lingkungan sekitar sehingga suasana belajar lebih menarik dan menyenangkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. baiklah robi. jadi upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemilihan model yang tepat..

      Hapus
  4. Assalamualaikum ririn
    Sekarang kan sudah terdapat sertifikasi guru dan pelatihan-pelatihan guru untuk menggunakan media pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih menarik. mungkin itu lebih cukup untuk membuat guru lebih bisa memanfaatkan media dalam pembelajaran dikelas

    BalasHapus
    Balasan
    1. baiklah terimaskasih dwi, namun menurut saya meskipun sudah dilakukan sertifikasi tetap saja masih ada guru yang tidak melaksanakan atau menggunakan media terutama guru - guru yang sudah terbiasa tidak menyiapkan media sebelum proses belajar megajar,,

      Hapus
  5. Assalamualaikum..
    saya mencoba menjawab permasalahan dari ririn..
    menurut saya guru bisa lebih mengedepankan dalam menerapkan model pembelajaran dan juga kan dalam kurikulum 2013 itu kan pembelajaran yang menuntut dari keaktifan siswa sendiri. jadi disini siswa yang lebih dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran dan guru hanyalah sebagai fasilitator namun walaupun guru disini perannya sebagai fasilitator tidak menutup kemungkinan guru hanya diam saja tetapi guru juga mengarahkan murid nya agar tidak terjadi miss comunikasi.

    BalasHapus
  6. Assalamualaikum ririn...
    kalau menurut dina, kalau alasannya pendiidk yang sudah tidak berusia muda lagi, seharusnya mereka bisa lebih semangat pula dengan memvarasikan model yang sangat beraneka ragam, jika memang tidak bisa menggunakan media, namun sebenarnya dalam pembelajaran lebih baik menggunakan media , baik jenis apapun itu, karena biasanya umumnya akan membantu siswa dalam memahami pembelajaran.Media pembelajran yang kita gunakan sangat beraneka ragam pula dan banyak jenisnya jadi tidak terlalu memberatkan dalam mencari ataupun menggunakannya, dan media pitu juga tidak harus identik dengan penggunaan teknologi seperti produk yang ririn sampaikan di atas.


    terimakasih .. :)

    BalasHapus
  7. pemerintah telah melakukan berbagai upaya salah satunya adalah menyelenggarakan kegiatan workshop pendidikan untuk mengubah pola pikir guru yang seperti demikian. disamping itu kita sebagai calon guru juga harus melatih diri untuk terus mengikuti inovasi2 baru dalam pendidikan

    BalasHapus