Upaya Meningkatkan Kreativitas Dan Inovasi Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
1. KREATIVITAS
1.1 Pengertian Kreativitas
Kreatifitas adalah orisinalitas,
artinya bahwa produk, proses, atau orangnya, mampu menciptakan sesuatu yang
belum diciptakan oleh orang lain. Kreativitas juga dapat dispesifikkan dalam
dunia pendidikan, yang dinamakan oleh Torrance dan Goff (1990) sebagai
kreativitas akademik (academic creativity), Kreativitas akademik ini
menjelaskan cara berpikir guru atau siswa dalam belajar dan memproduksi
informasi. Berpikir dan belajar kreatif memuat kemampuan untuk mengevaluasi
(kemampuan untuk menangkap akar masalah, ketidakkonsistenan dan elemen yang
hilang), berpikir divergen (fleksibilitas, originalitas dan elaborasi) dan
redefinisi.
Kreativitas juga dapat diartikan
sebagai sebuah karya yang harmonis dalam pembelajaran yang berdasarkan tiga
aspek cipta, rasa dan karsa yang akan menghasilkan sesuatu yang baru agar dapat
membangkitkan dan menanamkan kepercayaan diri siswa supaya dapat meningkatkan
prestasi belajarnya.
Bentuk kreativitas seorang guru dalam
pembelajaran di kelas, akan sangat membantu dalam menentukan arah dan tujuan
pembelajaran. Kreativitas guru akan lebih memudahkan siswa dalam menerima dan
memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga tujuan dari
pembelajaran dalam hal ini pembelajaran akidah akhlak akan mampu membentuk
kepribadian dan moral siswa menjadi pribadi yang Islami dan moral yang luhur.
Membangun kreativitas guru membutuhkan
proses, ia tidaklah lahir tiba-tiba, ada proses yang mengawalinya
seperti: pertama, belajar dari pengalaman mengajar, baik diperoleh dari
pengalaman sendiri maupun dari pengalaman guru lain. Guru dapat belajar dan
merefleksikan perjalanan proses belajar mengajarnya ke dalam praktik pembelajaran
bersama siswa. Kedua, rasa cinta dan kasih sayang yang mendalam terhadap
murid-muridnya agar mereka menjadi manusia ideal di masa yang akan
datang. Cinta adalah energi kehidupan. Cinta merupakan sumber pemicu yang kuat
atas lahirnya kreativitas. Jika ada cinta dan kasih sayang, maka rasa dan jiwa
guru terlibat dalam proses pengajaran dan pendidikannya sehingga totalitas
kinerja guru lahir. Perasaan siswa dapat menangkap cinta kasih gurunya sehingga
terjalin hubungan psikologis antara siswa dan guru. Ketiga, adanya tanggung
jawab yang mendalam terhadap tugasnya. Keempat, guru giat
belajar untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kepribadian dan
keterampilannya yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
guru.
1.2. Kreatifitas
Guru Dalam Pembelajaran
Kreatifitas guru dapat diarahkan pada
dua komponen pembelajaran di kelas, yaitu produk kreatifitas dan hasil inovasi
yang mendukung manajemen kelas serta hasil kreatifitas dan hasil inovasi dalam
bentuk media pembelajaran.
1. Kreatifitas
dalam Manajemen Kelas
Manajemen kelas adalah aktifitas guru dalam mengelola dinamika kelas, mengorganisasikan sumber daya yang ada serta menyusun perencanaan aktifitas yang dilakukan di kelas untuk diarahkan dalam proses pembelajaran yang baik. Dalam hal manajemen kelas, kreatifitas guru dalam manajemen kelas diarahkan untuk:
a. Membantu
siswa di kelas dapat belajar secara kolaboratif dan kooperatif
b. Menciptakan
lingkungan akademik yang kondusif dalam proses belajar
2. Kreatifitas
dalam Pemanfaatan Media Belajar
Media belajar adalah alat atau benda
yang dapat mendukung proses pembelajaran di kelas. Fungsi Media Belajar (1)
membantu siswa dalam memahami konsep abstrak yang diajarkan, (2) meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar, (3) Mengurangi terjadinya misunderstanding, (4)
Memotivasi guru untuk mengembangkan pengetahuan. Dalam hal media belajar,
kreatifitas guru dalam media belajar diarahkan untuk:
a. Mereduksi
hal-hal yang terlalu abstrak dalam materi belajar
b. Membantu
siswa mengintegrasikan materi belajar ke dalam situasi yang nyata
1.3. Manfaat
Kreatifitas Guru Dalam Pendidikan
Dalam proses belajar dan mengajar,
kreatifitas dalam pembelajaran merupakan bagian dari suatu sistem yang tak
terpisahkan dengan terdidik dan pendidik. Peranan kreatifitas guru tidak
sekedar membantu proses belajar mengajar dengan mencakup satu aspek dalam diri
manusia saja, akan tetapi mencakup apek-aspek lainnya yaitu kognitif,
psikomotorik dan afektif. Secara umum kreatifitas guru memiliki fungsi utama
yaitu membantu menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dan efisien. Namun
fungsi tersebut dapat dispesifikkan menjadi beberapa macam antara lain :
1. Kreatifitas
guru berguna bagi peningkatan minat siswa terhadap mata siswaan
Produk kreatifitas guru diharapkan akan
memberikan situasi yang nyata pada proses pembelajaran. Selama ini siswa
dituntut untuk memiliki kemampuan verbalisme yang tinggi pada hal-hal yang
abstrak. Verbalisme adalah hal sangat sulit sekali dan membosankan bagi siswa
jika terus menerus dipacu di sekolah. Penerapan produk kreatifitas guru
misalnya berupa instrumen yang mampu mengajak siswa belajar ke dunia nyata
melalui visualisasi akan mampu menurunkan rasa bosan siswa dan meningkatkan
minatnya pada mata siswaan
2. Kreatifitas
guru berguna dalam transfer informasi lebih utuh
Hasil inovasi berupa instrumen bantu
pendidikan akan memberikan data atau informasi yang utuh, hal ini terlihat pada
aktifnya indera siswa, baik indera penglihatan, pendengaran dan penciuman,
sehingga siswa seakan-akan menemui situasi yang seperti aslinya. Produk
kreatifitas guru akan melengkapi gambaran abstrak yang sebelumnya dipahami
siswa dan membetulkan pemahaman yang salah mengenai informasi yang didapatkan
dari teks. Pada kasus penerapan produk kreatifitas guru pada laboratorium,
dengan memanipulasi objek dan situasi penelitian sedemikian rupa, maka objek
dan situasi tersebut seakan-akan sesuai dengan fenomena-fenomena yang
dipelajari oleh siswa.
3. Kreatifitas
guru berguna dalam merangsang siswa untuk lebih berpikir secara ilmiah dalam
mengamati gejala masyarakat atau gejala alam yang menjadi objek kajian dalam
belajar.
Produk kreatifitas guru sangat penting
dalam pengembangan kerangka berpikir ilmiah berupa langkah rasional,
sistematik, dan konsisten. Hasil-hasil kreatifitas guru akan merangsang siswa
untuk membantu siswa dalam mengidentifikasi masalah, observasi data, pengolahan
data serta perumusan hipotesis. Kegiatan tersebut tidak hanya hanya memperkuat
ingatan terhadap informasi yang diserap, tetapi juga berfungsi sebagai
pembentukan unsur kognitif yang menyangkut jenjang pemahaman.
4. Produk
kreatifitas guru akan merangsang kreatifitas siswa.
Kreatifitas guru dapat digunakan secara
mandiri oleh siswa, dimana siswa dapat mengembangkan kreatifitasnya serta
imajinasi dan daya nalarnya dalam memahami materi yang diajarkan. Siswa akan
memiliki kelancaran, keluwesan, orisinalitas dan keunikan dalam berpikir.
1.4 Peranan
Kreativitas Guru Dalam Meningkatkan Pembelajaran Siswa
Setiap orang memiliki potensi untuk
melakukan aktifitas yang kreatif. Setiap siswa baru yang memasuki proses
belajar, dalam benak mereka selalu diiringi dengan rasa ingin tahu. Guru pada
tahap ini diharapkan untuk merangsang siswa untuk melakukan apa yang dinamakan
dengan learning skills acquired, misalnya dengan jalan memberi
kesempatan siswa untuk bertanya (questioning), menyelidik (inquiry), mencari
(searching), menerapkan (manipulating) dan menguji coba (experimenting).
Kebanyakan yang terjadi di lapangan adalah aktifitas ini jarang ditemui karena
siswa hanya mendapatkan informasi yang bagi mereka adalah hal yang abstrak.
Rasa ingin tahu siswa harus dijaga dengan cara memberikan kesempatan bagi
mereka untuk melihat dari dekat, memegangnya serta mengalaminya.
Berikut beberapa pembiasaan guru
kiranya dapat dijadikan bahan renungan untuk mengimprov kreativitas dan inovasi
guru dalam mengelola pembelajaran di dalam kelas:
1. Mengaplikasi
pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan, siswa bisa diajak ke luar kelas
dengan tujuan memaksimalkan lingkungan sekolah sebagai alat, media dan sumber
belajar yang sesuai.
2. Mengoptimalkan
proses pembelajaran dengan memanfaatkan potensi sekolah yang ada, terutama
sekolah yang siswanya banyak berasal dari lapisan masyarakat margin proses
pembelajarannya disetting yang kreatif inovavatif mampu beradaptasi berbagai
macam situasi.
3. Mendisain
pembelajaran oleh “guru kreator” yang dapat menumbuhsuburkan kreativitas dan
inovasi pembelajaran dengan analisis dan evaluasi untuk penyempurnaan disain
berikutnya.
4.Hindari
ketegangan semua pelaku proses pembelajaran. Baik guru maupun siswa diharapkan
mampu memnghindari ketegangan sebaliknya nikmati situasi dan kondisi
pembelajaran menuju tercapainya kompetensi siswa sesuai KTSP.
5.Biasakan
selalu mengamati lingkungan sekolah sehingga dapat menemukan area yang dapat
dijadikan alat, media dan sumber belajar siswa.
6.Mengimprovisasi
daya kreatif dan inovsi dengan sedikit humor sehat dan seperlunya saja untuk
mempertahankan dan mengembangkan semangat inovasinya.
7.Keluar
dari dunia sempit menuju dunia luas dengan banyak baca buku bidang seni dan
teknologi dapat menambah daya peka berfikir efektif dan efisien.
2.
INOVASI
2.1. Pengertian Inovasi menurut Para Ahli
Pengertian
inovasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah penemuan baru yg berbeda
dari yg sudah ada atau yg sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau
alat). Everett M. Rogers (1983) mendefisisikan bahwa inovasi adalah suatu ide,
gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal
yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Pengertian inovasi
menurut Stephen Robbins (1994) adalah suatu gagasan baru yang diterapkan untuk
memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa.
Pengertian
inovasi menurut Van de Ven dan Andrew H adalah pengembangan dan implementasi
gagasan-gagasan baru oleh orang dimana dalam jangka waktu tertentu melakukan
transaksi-transaksi dengan orang lain dalam suatu tatanan organisasi. Sedangkan
menurut menurut Kuniyoshi Urabe, inovasi merupakan kegiatan satu kali pukul
(one time phenomenon), melainkan suatu proses yang panjang dan kumulatif yang
meliputi banyak proses pengambilan keputusan di dan oleh organisasi dari mulai
penemuan gagasan sampai implementasinya di pasar.
2.2 Empat Ciri Inovasi
a. Memiliki kekhasan / khusus artinya
suatu inovasi memiliki ciri yang khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem,
termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan.
b. Memiliki ciri atau unsur kebaruan,
dalam arti suatu inovasi harus memiliki karakteristik sebagai sebuah karya dan
buah pemikiran yang memiliki kadar Orsinalitas dan kebaruan.
c. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana, dalam arti bahwa suatu inovasi dilakukan melalui suatu proses yang yang tidak tergesa-gesa, namun kegiatan inovasi dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu.
d. Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, program inovasi yang dilakukan harus memiliki arah yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
3.
MEDIA PEMBELAJARAN
3.1. Pengertian Media
Istilah
media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima
informasi. Istilah media sangat populer dalam bidang komuikasi. Proses belajar
mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang
ddigunakan disebut media pembelajaran.
Menurut
Hamalik (D. Rostika, 2003 : 13) mengemukakan “yang dimaksud dengan media
pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah” Gagne (Rahadi, 2003 : 10) menyatakan
bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsang mereka untuk belajar. Senada dengan itu, Briggs mengartikan media
sebagai alat untuk memberikan perangsangan bagi siswa agar terjadi proses
belajar.
3.2. Fungsi Media
Dalam
proses belajar mengajar fungsi media pembelajaran tidak hanya sebagai alat
bantu yang digunakan guru, akan tetapi juga sebagai sarana untuk mengkomunikasikan
pesan kepada anak didik.
Rowntree
(Rostika, D. 2003 : 14) mengatakan bahwa :
a) media pembelajaran membangkitkan
motivasi siswa,
b) dengan menggunakan media
pembelajaran siswa dapat mengulangi apa yang telah mereka pelajari,
c) media pembelajaran dapat merangsang
siswa untuk belajar dengan penuh semangat,
d) media pembelajaran dapat lebih
mengaktifkan adanya respon dari siswa.
e) dengan menggunakan media
pembelajaran dapat diharapkan adanya umpan balik dengan segera.
Dari pemaparan di atas, dengan penggunaan media pembelajaran tentunya diharapkan dapat mempertinggi nilai proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasi belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan bahwa dengan penggunaan media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, antara lain :
(a) Pembelajaran lebih menarik perhatian sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
(b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.
(c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, sehingga siswa tidak bosan.
(d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, siswa melakukan aktivitas lebih banyak selain mendengarkan uraian guru, siswa juga melakukan aktivitas mengamati, mensimulasikan, mendemonstrasikan, dan sebagainya.
Alasan kedua berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir sederhana menuju berpikir kompleks. Penggunaan media pembelajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut, sebab dengan media pembelajaran hal-hal yang abstraks dapat dikonkritkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.
CONTOH PRODUK INOVASI GURU
Permasalahan:
Kita ketahui bahwa saat ini kebanyakan guru yang mengajar di
Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah guru yang tidak berusia muda lagi. guru - guru pun kebanyakan tidak kreatif dalam menciptakan susana kelas yang menyenangkan dan membuat semangat siswa meningkat untuk mengikuti pembelajaran. Sehingga pada
saat melangsungkan proses belajar mengajar tidak terlalu mementingkan
penggunaan media pembelajaran, padahal media pembelajaran sangat membantu siswa
dalam memahami materi pembelajaran khusus nya pelajaran kimia yang dianggap
sulit oleh kebanyakan siswa. Bagaimanakah pendapat teman – teman mengenai hal
ini.? Upaya apa yang dapat kita lakukan sebagai calon pendidik untuk mengatasi hal
tersebut.?
BalasHapusassalamualaikum...
menurut saya meskipun guru tidak menggunan media dalam pembelajarannya, akan tetapi guru lebih mengedepankan dalam menerapkan model pembelajaran. karna model pembelajaran itu cakupannya luas meliputi media pembelajaran,sumber belajar dan alat peraga. nah dalam kurikulum 2013 itu kan pembelajaran yang menuntut dari keaktifan siswa sendiri. jadi mungkin dengan pemilihan model yang tepat bisa menjadi solusi..
semoga bermanfaat, terima kasih....
baikalh terimkasih nel;)
HapusAssalamualaikum, saya akan mencoba menjawab. Menurut pendapat saya, upaya yang harus dilakukan adalah melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar secara aktif yaitu dengan menggunakannya media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Sehingga siswa ikut serta dalam proses belajar mengajar tersebu . Dengan begitu siswa akan lebih memahami materi yg akan diajarkan.
BalasHapusterimakasih diati atas tambahan jawabannya,,
Hapusririn, menurut saya ada straregi jitu untuk mengatasi hal tersebut. guru bisa menerapkan model pembelajaran yang orientasinya langsung ke alam. siswa dan guru dapat mengamati fenomena fenomena kimia yang ada di lingkungan sekitar sehingga suasana belajar lebih menarik dan menyenangkan
BalasHapusbaiklah robi. jadi upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemilihan model yang tepat..
HapusAssalamualaikum ririn
BalasHapusSekarang kan sudah terdapat sertifikasi guru dan pelatihan-pelatihan guru untuk menggunakan media pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih menarik. mungkin itu lebih cukup untuk membuat guru lebih bisa memanfaatkan media dalam pembelajaran dikelas
baiklah terimaskasih dwi, namun menurut saya meskipun sudah dilakukan sertifikasi tetap saja masih ada guru yang tidak melaksanakan atau menggunakan media terutama guru - guru yang sudah terbiasa tidak menyiapkan media sebelum proses belajar megajar,,
HapusAssalamualaikum..
BalasHapussaya mencoba menjawab permasalahan dari ririn..
menurut saya guru bisa lebih mengedepankan dalam menerapkan model pembelajaran dan juga kan dalam kurikulum 2013 itu kan pembelajaran yang menuntut dari keaktifan siswa sendiri. jadi disini siswa yang lebih dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran dan guru hanyalah sebagai fasilitator namun walaupun guru disini perannya sebagai fasilitator tidak menutup kemungkinan guru hanya diam saja tetapi guru juga mengarahkan murid nya agar tidak terjadi miss comunikasi.
Assalamualaikum ririn...
BalasHapuskalau menurut dina, kalau alasannya pendiidk yang sudah tidak berusia muda lagi, seharusnya mereka bisa lebih semangat pula dengan memvarasikan model yang sangat beraneka ragam, jika memang tidak bisa menggunakan media, namun sebenarnya dalam pembelajaran lebih baik menggunakan media , baik jenis apapun itu, karena biasanya umumnya akan membantu siswa dalam memahami pembelajaran.Media pembelajran yang kita gunakan sangat beraneka ragam pula dan banyak jenisnya jadi tidak terlalu memberatkan dalam mencari ataupun menggunakannya, dan media pitu juga tidak harus identik dengan penggunaan teknologi seperti produk yang ririn sampaikan di atas.
terimakasih .. :)
pemerintah telah melakukan berbagai upaya salah satunya adalah menyelenggarakan kegiatan workshop pendidikan untuk mengubah pola pikir guru yang seperti demikian. disamping itu kita sebagai calon guru juga harus melatih diri untuk terus mengikuti inovasi2 baru dalam pendidikan
BalasHapus