Senin, 10 April 2017

PENERAPAN MODEL  PEMBELAJARAN QUANTUM DALAM BIDANG KIMIA


  
1.        Konsep  Pembelajaran Quantum

Quantum teaching pertama kali dikembangkan oleh  Bobbi De Porter. Mulai dipraktekkan pada tahun 1992, dengan mengilhami rumus yang terkenal dalam fisika kuantum yaitu masa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi. Dengan rumus itulah mendefinisikan Quantum sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Pembelajaran Quantum bermakna interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya karena semua energi adalah kehidupan dan dalam proses pembelajarannya mengandung keberagaman dan interdeterminisme. Dengan kata lain interaksi-interaksi yang dimaksud mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.

Pembelajaran kuantum adalah pembelajaran yang mampu menciptakan interaksi dan keaktifan siswa, sehingga kemampuan, bakat, dan potensi siswa dapat berkembang, yang pada akhirnya mampu meningkatkan prestasi belajar dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah. Pada proses pembelajaran kuantum terjadi penyelarasan dan pemberdayaan komunitas belajar, sehingga guru dan siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran sama- sama merasa senang dan saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang maksimal.

Adapun tujuan dari Pembelajaran Quantum adalah Untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menciptakan proses belajar yang menyenangkan,  menyesuaikan kemampuan otak dengan apa yang dibutuhkan oleh otak, untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karir dan untuk membantu mempercepat dalam pembelajaran. Pembelajaran Quantum berpangkal pada psikologi kognitif, dan bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai, pembelajaran kuantum juga bersifat humanistis dan lebih konstruktivistis.

2.     Langkah-Langkah Secara Umum
    Langkah- langkah dalam penerapan metode pembelajaran kuantum diurutkan menjadi : (1) Pengkondisian awal, (2) Penyusunan rancangan pembelajaran, (3) Pelaksanaan metode pembelajaran kuantum, dan (4) Evaluasi.

1. Pengkondisian awal
Tahap ini dimaksudkan untuk menyiapkan mental siswa mengenai model pembelajaran kuantum yang menuntut keterlibatan aktif siswa. Melalui pengkondisian awal akan memungkinkan dilaksanakannya proses pembelajaran yang lebih baik. Kegiatan yang dilakukan dalam pengkondisian awal meliputi: penumbuhan rasa percaya diri siswa, motivasi diri, menjalin hubungan, dan ketrampilan belajar.

2. Penyususnan rancangan pembelajaran
Tahap ini sama artinya dengan dengan tahap persiapan dalam pembelajaran biasa. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyiapan alat dan pendukung lainnya, penentuan kegiatan selama proses belajar mengajar, dan penyusunan evaluasi.

3. Pelaksanaan metode pembelajaran kuantum
Tahap ini merupakan inti penerapan model pembelajaran kuantum. Kegiatan dalam tahap ini meliputi: (1) penumbuhan minat, (2) pemberian pengalaman umum, (3) penamaan atau penyajian materi, (4) demonstrasi tentang pemerolehan pengetahuan oleh siswa, (5) pengulangan yang dilakukan oleh siswa, (6) perayaan atas usaha siswa.

(1). Penumbuhan minat
Penumbuhan minat siswa untuk belajar dilakukan dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan yaitu mengkondisikan suasana kelas lebih rileks tetapi serius. Pengaturan tempat duduk juga dilakukan dengan tidak monoton setiap pertemuan. Kondisi ini diharapkan dapat menciptakan suasana yang tidak membosankan dalam pembelajaran. Penyampaian materi juga diberikan dengan berbagai ilustrasi gambar yang menarik seperti menempelkan gambar percobaan ciri-ciri koloid, efek Tyndall, gerak Brown yang dipasang di papan tulis. Selain materi teori, siswa diajak untuk melakukan praktikum di laboratorium kimia dasar.

(2). Pemberian pengalaman umum
Pada langkah ini guru memberikan kesempatan siswa untuk menceritakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan dipelajari, selain itu guru memberikan tugas mandiri kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari dengan harapan siswa telah mempunyai pengalaman sebelum mengikuti pelajaran.

(3). Penamaan atau penyajian materi
Pada kegiatan ini guru menyampaikan materi yang akan dipelajari setelah siswa menceritakan pengalaman yang telah didapat, sehingga dalam penamaan siswa telah memiliki bekal, untuk menghindari kebosanan dan untuk menggali kemampuan siswa, dalam penyajian materi guru menggunakan metode ceramah bermakna dan guru hanya sebagai fasilitator.

(4). Demonstrasi tentang pemerolehan pengetahuan oleh siswa
Demonstrasi dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan tentang pengalaman yang telah diperoleh siswa, baik kepada teman kelompoknya maupun kepada seluruh siswa.

(5). Pengulangan yang dilakukan oleh siswa
Pengulangan dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengulas kembali materi yang telah disampaikan oleh guru, caranya dengan bercerita kepada teman kelompoknya, maupun kepada seluruh siswa.

(6). Perayaan atas usaha siswa
Perayaan merupakan salah satu bentuk motivasi yang dilakukan oleh guru dengan memberikan pujian kepada siswa yang berhasil maupun yang tidak berhasil menjawab pertanyaan dan tidak secara langsung menyalahkan jawaban siswa yang kurang tepat, selain itu perayaan dilakukan dengan melakukan tepuk tangan bersama-sama ketika jam pelajaran berakhir. Kondisi ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat belajar.

4. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan terhadap proses dan produk untuk melihat keefektifan model pembelajaran yang digunakan. Langkah- langkah pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran ceramah bermakna dan dilaksanakan dengan tahap- tahap berikut ini :
1. Guru mengecek pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan pada pokok bahasan kimia koloid.
2. Guru menerangkan dan menyampaikan materi pelajaran di depan kelas dengan metode ceramah, di sini siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru dan mencatat hal-hal yang penting di buku tulis.
3. Guru memberikan contoh soal dan mengadakan tanya jawab pada siswa tentang materi.
4. Guru memberikan latihan soal atau memberi pekerjaan rumah.
5. Guru dan siswa secara bersama- sama membahas hasil pekerjaan siswa dan mengambil kesimpulan.
6. Guru mengadakan evaluasi.
Langkah- langkah pembelajaran tersebut diatas dilakukan pada setiap pertemuan dengan materi yang sesuai dengan rencana pembelajaran.

3.penerapan model pembelajaran kuantum dalam bidang kimia






BIG ME MIG YOU
(QUANTUM TEACHING LEARNING)



Learning merupakan strategi belajar yang bisa digunakan oleh siapa saja selain sisiwa dan guru karena memberikan gambaran untuk mendalami apa saja dengan cara mantap dan berkesan. Caranya, seorang pembelajar harus mengetahui terlebih dahulu gaya belajar, gaya berpikir, dan situasi dirinya. Dengan begitu, pembelajar akan dengan cepat mendalami sesuatu. Banyak orang yang telah merasakan hasilnya setelah mengkaji sesuatu dengan cara Learning. Segalanya dapat dengan mudah, cepat, dan mantap dikaji dan didalami dengan suasana yang menyenangkan. Konsep itu sukses diterapkan di Super Camp, lembaga kursus yang dibangun de Porter. Dilakukan sebuah penelitian untuk disertasi doktroral pada 1991, yang melibatkan sekitar 6.042 responden. Dari penelitian itu, Super Camp berhasil mendongkrak potensi psikis siswa. Antara lain peningkatan motivasi 80%, nilai belajar 73% , meningkatkan harga diri 84% dan melanjutkan penggunaan keterampilan 98%. Persamaan Quantum Teaching ini diibaratkan mengikuti konsep Fisika Quantum yaitu:
E = mc2
Ket :
E = Energi (antusiasme, efektivitas belajar-mengajar,semangat)
M = massa (semua individu yang terlibat, situasi, materi, fisik)
c = interaksi (hubungan yang tercipta di kelas)

Berdasarkan persamaan ini dapat dipahami, interaksi serta proses pembelajaran yang tercipta akan berpengaruh besar sekali terhadap efektivitas dan antusiasme belajar pada peserta didik.

Ada tujuh prinsip keunggulan yang diyakini dalam pembelajaran . tujuh kunci keunggulan itu sebagai berikut :

1.       Terapkanlah Hidup dalam Integritas
Dalam pembelajaran, bersikaplah apa adanya, tulus, dan menyeluruh yang lahir ketika nilai-nilai dan perilaku kita menyatu. Hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar yang pada gilirannya mencapai tujuan belajar. Dengan kata lain, integritas dapat membuka pintu jalan menuju prestasi puncak

2. Akuilah Kegagalan Dapat Membawa Kesuksesan
Dalam pembelajaran, kita harus mengerti dan mengakui bahwa kesalahan atau kegagalan dapat memberikan informasi kepada kita yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut sehingga kita dapat berhasil. Kegagalan janganlah membuat cemas terus menerus dan diberi hukuman karena kegagalan merupakan tanda bahwa seseorang telah belajar.

3. Berbicaralah dengan Niat Baik
Dalam pembelajaran, perlu dikembangkan keterampilan berbicara dalam arti positif dan bertanggung jawab atas komunikasi yang jujur dan langsung. Niat baik berbicara dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar pembelajar.

                4. Tegaskanlah Komitmen
Dalam pembelajaran, baik pengajar maupun pembelajar harus mengikuti visi-misi tanpa ragu-ragu, tetap pada rel yang telah ditetapkan. Untuk itu, mereka perlu melakukan apa saja untuk menyelesaikan pekerjaan. Di sinilah perlu dikembangkan slogan: Saya harus menyelesaikan pekerjaan yang memang harus saya selesaikan, bukan yang hanya saya senangi.

5. Jadilah Pemilik
Dalam pembelajaran harus ada tanggung jawab. Tanpa tanggung jawab tidak mungkin terjadi pembelajaran yang bermakna dan bermutu. Karena itu, pengajar dan pembelajar harus bertanggung jawab atas apa yang menjadi tugas mereka. Mereka hendaklah menjadi manusia yang dapat diandalkan, seseorang yang bertanggung jawab.

6. Tetaplah Lentur
Dalam pembelajaran, pertahankan kemampuan untuk mengubah yang sedang dilakukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Pembelajar, lebih-lebih pengajar, harus pandai-pandai membaca lingkungan dan suasana, dan harus pandai-pandai mengubah lingkungan dan suasana bilamana diperlukan. Misalnya, di kelas guru dapat saja mengubah rencana pembelajaran bilamana diperlukan demi keberhasilan siswa-siswanya; jangan mati-matian mempertahankan rencana pembelajaran yang telah dibuat.

                7. Pertahankanlah Keseimbangan
Dalam pembelajaran, pertahankan jiwa, tubuh, emosi, dan semangat dalam satu kesatuan dan kesejajaran agar proses dan hasil pembelajaran efektif dan optimal. Tetap dalam keseimbangan merupakan proses berjalan yang membutuhkan penyesuaian terus-menerus sehingga diperlukan sikap dan tindakan cermat dari pembelajar dan pengajar.

Value Relatioship :
Nilai hubungan seseorang itu ada 4 kategori, yaitu :
A.      small me, small you
B.      small me, big you
C.      big me, smal you
D.     big me, big you

PENERAPAN BIG ME BIG YOU

Diana sering mendapat juara kelas di sekolahnya, dalam perlombaan diluar sekolahpun, diana sering mendapatkan juara bahkan yang terakhir ia mengikuti lomba olimpiade Kimia tingkat Nasional. Diana tidak pernah menganggap teman disekitarnya kecil, ia selalu menolong temannya dalam belajar. Diana memiliki teman sekelas yang juga memiliki keinginan untuk bisa seperti  dirinya yaitu dinda. Dinda yakin ia juga bisa seperti diana. Dinda  berannggapan, apabila diana bisa, ia juga pasti bisa. Ia terus berusaha agar dapat ikut ke olimpiade matematika karena ia yakin, apabila diana mampu, iapun juga mampu walau dalam bidang yang berbeda.






PERMASALAHAN:
Menurut teman – teman apakah model pembelajaran kuantum itu dapat diterapkan dalam pembelajaran kimia.? Berikan tanggapan teman –teman.. kemudian apakah keunggulan dan kelemahan dari penerapan model pembelajaran kuantum dalam pelajaran kimia.?

Senin, 03 April 2017

INOVASI DALAM PEMBELAJARAN KIMIA

 

Mengajarkan kimia adalah sebuah pola pengajaran yang terdiri dari adanya input dan proses. Input berasal dari adanya kondisi permulaan yang berpengaruh pada proses pengajaran. Input dibedakan atas dua kategori yakni aspek pedagogi dan fitur teknologi.  Pengajaran kimia melalui komputer memerlukan beberapa pengembangan lebih lanjut dalam aspek fitur teknologi dan aspek pedagogi. Ketidak-adaan salah satu aspek tersebut akan memberikan pengaruh pada pencapaian tidak sempurna pengajaran kimia. Fitur teknologi yang memerlukan pengembangan tersebut antara lain : situs web, laboratorium komputer, koordinator TIK, penasehat TIK, sofware pendidikan kimia,  jaringan, media penyimpanan informasi dan media komunikasi, akses intranet, pedukung online, proyektor LCD, alat pemindai (scanner), akses komputer di rumah, laptop, dan lain-lain (Kargiban, 2009).

Salah satu cabang ilmu sains kimia yang memanfaatkan TIK dimana ilmu ini sedang berkembang pesat saat ini adalah ilmu kimia komputasi, yakni sejenis ilmu yang menggunakan laboratorium kimia virtual. Seorang peneliti kimia komputasi tidak akan bekerja dengan zat-zat kimia di laboratorium yang beberapa di antaranya berbahaya bagi tubuh apabila terpapar dalam waktu yang lama dan dengan konsentrasi paparan yang tinggi. Seorang peneliti kimia komputasi akan berkutat dengan gambar-gambar struktur menggunakan komputer dan beberapa aplikasi penunjang penelitian kimia komputasi.

Kimia dapat juga berkolaborasi dengan ilmu biologi dan ilmu informatika membentuk suatu cabang ilmu yang dinamai bioinformatika. Cabang ilmu kimia ini adalah ilmu yang mempelajari penerapan teknik komputasional untuk mengelola dan menganalisis informasi biokimia. Bidang ini mencakup penerapan metode-metode matematika, statistika, dan informatika untuk memecahkan masalah-masalah biologis, terutama dengan menggunakan sekuens DNA dan asam amino serta informasi yang berkaitan dengannya. Contoh topik utama bidang ini meliputi basis data untuk mengelola informasi biologis, penyejajaran sekuens (sequence alignment), prediksi struktur untuk meramalkan bentuk struktur protein maupun struktur sekunder RNA, analisis filogenetik, dan analisis ekspresi gen (Wikipedia, 2012).

Menurut Onwu dan Ngamo (2005), penerapan TIK dalam kimia meliputi beberapa hal yaitu :
v  Penggunaan simulasi (animasi multimedia) dan laboratorium virtual
v  Pelaksanaan perkuliahan menggunakan cara online (jarak jauh)
v  Penggunaan software pemodelan kimia
v  Penggunaan sumber dan media lainnya seperti kamera digital, peralatan kimia sensor, e-mikroskop, dan sebagainya.
Sementara Guliska (2005) menyebutkan bahwa penggunaan TIK dalam pembelajaran kimia meliputi : penggunaan buku teks berbasis multimedia, penggunaan animasi yang menarik, dan aspek pengelolaan pelayanan TIK.

Dalam riset yang dilakukan Schmid et al (2009), mereka menentukan format yang paling efektif dalam menentukan modul pembelajaran kimia secara online untuk meningkatkan kualitas pembelajaran kimia.Studi yang dilakukan ini menunjukkan bahwa siswa memiliki berbagai pilihan belajar serta lebih tertantang dengan adanya animasi dan versi interaktif menggunakan modul pembelajaran kimia online yang telah dirancang oleh peneliti dibandingkan dengan modul statis yang sebelumnya digunakan. Hanya saja faktor yang menjadi pertimbangan dalam investigasi ini berupa latar belakang pemahaman kimia siswa yang rata-rata sudah baik. Seharusnya dilakukan terhadap berbagai tingkat pemahaman kimia.

Suatu pandangan yang optimis bahwa laboratorium komputer layaknya sebagai kelas tempat belajar, sebagai tempat siswa dan guru bertemu dan saling bertukar pikiran. Interaksi sosial, diskusi, dan aktivitas praktikum merupakan aspek yang sangat penting dalam proses pendidikan yang secara kuat mendukung penerapan TIK. Komputer tidak lagi berjarak dengan siswa, berada di tempat yang jauh pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung melainkan sebagai hadir sebagai penguat dan melengkapi proses pembelajaran. Ini sangat penting dilakukan untuk mengidentifikasi sisi positif dan sisi negatif dari peralatan TIK secara individu, pengawasan secara mudah dilakukan di dalam kelas belajar, juga  untuk mengevaluasi kriteria dan mempertajam hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan perangkat lunak (sofware) pembelajaran (Rogers, 2004).

Laboratorium pengajaran sains di masa depan sangat menjanjikan dalam hal penyediaan akses terhadap berbagai sumber belajar secara luas. Banyak sumber bahan belajar yang sangat cocok diambil dari internet, meskipun dari sekolah juga menyediakan bahan belajar selain internet (Rogers, 2004).

Pembelajaran dengan bantuan komputer dapat memvisualisasikan aspek mikroskopis dan menyajikan keterkaitannya dengan aspek makroskopis dan simbolis. Media pembelajaran berbasis komputer dapat membantu guru mengemas pembelajaran dengan menarik, menyampaikan konsep laju reaksi secara lebih konkrit dan meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa.

Hal yang paling membantu dalam penggunaan TIK adalah penyajian proses kimia yang cukup berbahaya melalui laboratorium virtual. Sebelum siswa melakukannya secara langsung di dunia nyata, perlu pengelanalan secara virtual, seolah-solah mereka berada di dunia nyata. Peranan TIK dalam menyediakan fasilititas belajar virtual adalah sebagai sarana untuk memperkaya pemahaman siswa. Melakukan praktikum kimia berkali-kali untuk pemantapan adalah sebagai sesuatu yang mahal, maka dengan adanya laboratorium virtual dapat membantu meringankan biaya yang dikeluarkan tanpa kehilangan materi yang ingin disajikan.

Untuk mengoptimalisasikan penggunaan TIK, kadang-kadang metode pembelajaran menggunakan TIK juga perlu dipadukan dengan metode tradisional (konvensional) untuk mengekspoitasi manfaat dari setiap cara yang digunakan, misalnya siswa menggunakan komputer untuk menghasilkan teks-teks yang atraktif dan diagram pada sebuah poster pembelajaran. Tetapi cara tradisional diperlukan berupa keterampilan untuk memilih, mengevaluasi, dan memvalidasi setiap informasi yang  ditampilkan menggunakan komputer tersebut  (Rogers, 2004).

Bentuk Kearifan Lokal Bumi Pusako Betuah Negeri Jambi

Sebetulnya pendekatan etnosains adalah sebuah metode etnografi baru yang berasal dari pendekatan kebahasaan yang digunakan juga oleh para antropolog, sosiolog dan biolog dalam mempelajari dan mendeskripsikan aneka data sesuai dengan kepakaran mereka berdasarkan pengetahun emik masyarakat etnik setempat (Spradley, 1980). Batasan atau pengertian etnosais cukup beragam.  Etnosains mengandung pengertian yang sama dengan: pengetahuan tradisi (traditional knowledge) ; pengetahuan lokal (lokal knowledge) atau kearifan tradisi (indigenous knowledge); sains tradisi (tradisional science) yang pada kenyataan ini diterima secara luas oleh masyarakat internasional.

Sistem pengetahuan ini (etnosains) yang sudah teruji dan sesuai dengan lingkungan di mana pengetahuan ini berkembang, merupakan dasar bagi sejumlah keputusan praktis dalam kehidupan masyarakat lokal. Secara luas, ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang menjelaskan hubungan sebab-akibat suatu objek yang diteliti berdasarkan metode tertentu, yang merupakan kesatuan yang sistematis. Sedangkan pengetahuan (knowledge) adalah bentukan pola berpikir asosiatif antara pikiran dan kenyataan sebenarnya, yang didasarkan pada kumpulan pengalaman sendiri maupun orang lain, di suatu bidang tanpa memahami adanya hubungan sebab akibat yang hakiki dan universal (Alfandi, 2001).

Etnokimia (ethnochemistry) adalah studi kimia dari sudut pandang budaya : Bagaimana kimia itu telah membentuk sebuah kebudayaan dan bagaimana kebudayaan turut berkonstribusi pada ilmu pengetahuan dan perubahannya. Informasi mengenai etnokimia ini dapat diperoleh salah satunya dari eksplorasi penggunaan tanaman (flora), baik sebagai pangan ataupun obat-obatan. Studi etnokimia menggabungkan pemahaman turun-temurun di masyarakat (opini) dengan ilmu sains (fakta ilmiah) mengenai efektivitas tanaman-tanaman tersebut yang dianggap berperan sebagai obat maupun bahan aditif pangan berdasarkan senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman serta peran dari senyawa kimia tersebut. Melalui studi lebih lanjut etnokimia ini maka akan dapat memperluas pemahaman sains yang berkaitan dengan kebudayaan.

Bentuk – bentuk etnokimia yang berkembang dimasyarakat jambi yaitu :
1.      Tempoyak



Tempoyak merupakan suatu jenis makanan tradisional yang dibuat dari hasil fermentasi buah durian. Fungsi pengawetan ini sangat bagus untuk menghindari pembusukan buah yang tidak diinginkan. tempoyak mempunyai umur simpanan yang relatif cukup lama hingga musim durian berikutnya. Selain berfungsi penting dalam pengawetan, juga berfungsi sebagai penyedap makanan secara alami. Pemberian tempoyak terhadap beberapa sambal dan gulai akan menambahkan cita rasa suatu untuk dimakan. Sebagai makanan hasil fermentasi, pembuatan tempoyak melibatkan sejumlah mikroorganisme penghasil asam laktat atau lebih dikenal dengan bakteri asam laktat (BAL).

Bakteri  asam  laktat  (BAL)  adalah  kelompok bakteri  Gram  positif,  tidak  berspora,  berbentuk bulat  atau  batang  dan  dapat  mengubah karbohidrat  menjadi  asam  laktat.  BAL  mempunyai  peranan  esensial hampir  dalam  semua  proses  fermentasi makanan  dan  minuman.  Salah  satu  peran utama  bakteri  ini  adalah  untuk  mengawetkan bahan  makanan  dengan  menghasilkan sebagian  besar  asam  laktat  (bakteri homofermentatif), asam asetat, etanol dan CO2(bakteri  heterofermentatif)  serta  bakteriosin.

Selama berlangsungnya fermentasi pada proses pembutan tempoyak akan terbentuk asam-asam organik meliputi asam butirat 7,3 % untuk substrat daging buah kuning dan 6,2 % untuk substrat daging buah putih, asam laktat 1,6% (daging buah putih) dan 1,7 % (daging buah kuning). Kadar asam asetat 0,34 % untuk daging buah putih dan 0,27 % untuk daging buah kuning, serta kadar asam malat dan sitrat kurang dari 0,01 %. 

2.      Nginang
Nginang merupakan ritual mengunyah daun sirih hijau yang ditambahkan dengan racikan gambir, kapur putih dan buah pinang muda yang di-mix dalam porsi sedikit-sedikit. Setelah dikunyah-kunyah dalam mulut sampai lumat, ludahnya kemudian menjadi berwarna merah dan daun yang telah dilumatnya itu tidak ditelan, melainkan diludahkan kembali biasanya ke dalam wadah dari kuningan yang disebut bokor.


Tradisi, “nginang” yang diwajibkan bagi wanita

Gigi sehat dan kuat dimiliki oleh orang tua yang memiliki kebiasaan nginang, terjadi karena kandungan daun sirih dalam racikan nginang-nya itu. Daun sirih memiliki kemampuan sebagai antiseptic, antioksidan, dan fungisida. Menurut Hariana didalam bukunya yang berjudul Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, daun sirih mengandung minyak atsiri sampai 4,2%, senyawa fenil propanoid dan tannin. Senyawa-senyawa ini bersifat antimikroba dan antijamur yang kuat dan dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri diantaranya Escherichia coli, Salmonella sp, Staphylococcus, dan dapat mematikan Candida albicans.


Berdasarkan hasil uji fitokimia daun sirih, menunjukan adanya golongan senyawa glikosida, steroid/ triterpenoid, flavonoid, tanin, dan antrakinon didalam duan sirih. Adanya kandungan senyawa senyawa triterpenoid, flavonoid, dan tanin menunjukan bahwa tumbuhan sirih mempunyai Aktivitas sebagai antimikroba, yang mampu melawan beberapa bakteri gram positif dan negative. Senyawa tanin dan flavonoid mempunyai aktivitas antibakteri untuk melawan Staphylococcus aureus, Eschericia coli dan jamur Candida albicans. Adapun ketiga bakteri tersebut merupakan bakteri penyebab berbagai penyakit pada gigi dan gusi serta menimbulkan bau yang tidak sedap di mulut. Ini didukung oleh Ditjen POM (1980) yang menyebutkan bahwa pada daun sirih dijumpai senyawa flavonoid dan tanin yang bersifat anti mikroba dan senyawa kavikol yang memiliki daya membunuh bakteri lima kali lebih kuat dari fenol biasa. Berarti daun sirih mampu menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh ketiga bakteri tersebut.

PERMASALAHAN :

Bagaimanakah tanggapan teman – teman mengenai penggunaan TIK dalam inovasi pembelajaran kimia.? Apakah akan berdampak postiv terhadap proses pembelajaran.?