INOVASI DALAM PEMBELAJARAN
KIMIA
Mengajarkan kimia adalah sebuah pola pengajaran yang terdiri
dari adanya input dan proses. Input berasal dari adanya kondisi permulaan yang
berpengaruh pada proses pengajaran. Input dibedakan atas dua kategori yakni
aspek pedagogi dan fitur teknologi. Pengajaran kimia melalui
komputer memerlukan beberapa pengembangan lebih lanjut dalam aspek fitur
teknologi dan aspek pedagogi. Ketidak-adaan salah satu aspek tersebut akan
memberikan pengaruh pada pencapaian tidak sempurna pengajaran kimia. Fitur
teknologi yang memerlukan pengembangan tersebut antara lain : situs web,
laboratorium komputer, koordinator TIK, penasehat TIK, sofware pendidikan
kimia, jaringan, media penyimpanan
informasi dan media komunikasi, akses intranet, pedukung online, proyektor LCD,
alat pemindai (scanner), akses komputer di rumah, laptop, dan lain-lain (Kargiban,
2009).
Salah satu cabang ilmu sains kimia yang memanfaatkan TIK
dimana ilmu ini sedang berkembang pesat saat ini adalah ilmu kimia komputasi,
yakni sejenis ilmu yang menggunakan laboratorium kimia virtual. Seorang
peneliti kimia komputasi tidak akan bekerja dengan zat-zat kimia di
laboratorium yang beberapa di antaranya berbahaya bagi tubuh apabila terpapar
dalam waktu yang lama dan dengan konsentrasi paparan yang tinggi. Seorang
peneliti kimia komputasi akan berkutat dengan gambar-gambar struktur
menggunakan komputer dan beberapa aplikasi penunjang penelitian kimia
komputasi.
Kimia dapat juga berkolaborasi dengan ilmu biologi dan ilmu
informatika membentuk suatu cabang ilmu yang dinamai bioinformatika. Cabang
ilmu kimia ini adalah ilmu
yang mempelajari penerapan teknik komputasional
untuk mengelola dan menganalisis informasi biokimia. Bidang ini mencakup
penerapan metode-metode matematika, statistika, dan informatika
untuk memecahkan masalah-masalah biologis, terutama dengan menggunakan sekuens DNA dan asam amino
serta informasi yang berkaitan dengannya. Contoh topik utama bidang ini
meliputi basis data
untuk mengelola informasi biologis, penyejajaran sekuens (sequence alignment),
prediksi struktur untuk meramalkan bentuk struktur protein
maupun struktur sekunder RNA,
analisis filogenetik, dan analisis ekspresi gen (Wikipedia, 2012).
Menurut Onwu dan Ngamo (2005), penerapan TIK dalam kimia
meliputi beberapa hal yaitu :
v Penggunaan
simulasi (animasi multimedia) dan laboratorium virtual
v Pelaksanaan
perkuliahan menggunakan cara online (jarak jauh)
v Penggunaan
software pemodelan kimia
v Penggunaan
sumber dan media lainnya seperti kamera digital, peralatan kimia sensor,
e-mikroskop, dan sebagainya.
Sementara Guliska (2005) menyebutkan bahwa penggunaan TIK
dalam pembelajaran kimia meliputi : penggunaan buku teks berbasis multimedia,
penggunaan animasi yang menarik, dan aspek pengelolaan pelayanan TIK.
Dalam riset yang dilakukan Schmid et al (2009), mereka
menentukan format yang paling efektif dalam menentukan modul pembelajaran kimia
secara online untuk meningkatkan kualitas pembelajaran kimia.Studi yang
dilakukan ini menunjukkan bahwa siswa memiliki berbagai pilihan belajar serta
lebih tertantang dengan adanya animasi dan versi interaktif menggunakan modul
pembelajaran kimia online yang telah dirancang oleh peneliti dibandingkan
dengan modul statis yang sebelumnya digunakan. Hanya saja faktor yang menjadi
pertimbangan dalam investigasi ini berupa latar belakang pemahaman kimia siswa
yang rata-rata sudah baik. Seharusnya dilakukan terhadap berbagai tingkat
pemahaman kimia.
Suatu pandangan yang optimis bahwa laboratorium komputer
layaknya sebagai kelas tempat belajar, sebagai tempat siswa dan guru bertemu
dan saling bertukar pikiran. Interaksi sosial, diskusi, dan aktivitas praktikum
merupakan aspek yang sangat penting dalam proses pendidikan yang secara kuat
mendukung penerapan TIK. Komputer tidak lagi berjarak dengan siswa, berada di
tempat yang jauh pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung melainkan
sebagai hadir sebagai penguat dan melengkapi proses pembelajaran. Ini sangat
penting dilakukan untuk mengidentifikasi sisi positif dan sisi negatif dari
peralatan TIK secara individu, pengawasan secara mudah dilakukan di dalam kelas
belajar, juga untuk mengevaluasi
kriteria dan mempertajam hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan
perangkat lunak (sofware) pembelajaran (Rogers, 2004).
Laboratorium pengajaran sains di masa depan sangat
menjanjikan dalam hal penyediaan akses terhadap berbagai sumber belajar secara
luas. Banyak sumber bahan belajar yang sangat cocok diambil dari internet,
meskipun dari sekolah juga menyediakan bahan belajar selain internet (Rogers,
2004).
Pembelajaran dengan bantuan komputer dapat memvisualisasikan
aspek mikroskopis dan menyajikan keterkaitannya dengan aspek makroskopis dan
simbolis. Media pembelajaran berbasis komputer dapat membantu guru mengemas
pembelajaran dengan menarik, menyampaikan konsep laju reaksi secara lebih
konkrit dan meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa.
Hal yang paling membantu dalam penggunaan TIK adalah
penyajian proses kimia yang cukup berbahaya melalui laboratorium virtual.
Sebelum siswa melakukannya secara langsung di dunia nyata, perlu pengelanalan
secara virtual, seolah-solah mereka berada di dunia nyata. Peranan TIK dalam
menyediakan fasilititas belajar virtual adalah sebagai sarana untuk memperkaya
pemahaman siswa. Melakukan praktikum kimia berkali-kali untuk pemantapan adalah
sebagai sesuatu yang mahal, maka dengan adanya laboratorium virtual dapat
membantu meringankan biaya yang dikeluarkan tanpa kehilangan materi yang ingin
disajikan.
Untuk mengoptimalisasikan penggunaan TIK, kadang-kadang
metode pembelajaran menggunakan TIK juga perlu dipadukan dengan metode
tradisional (konvensional) untuk mengekspoitasi manfaat dari setiap cara yang
digunakan, misalnya siswa menggunakan komputer untuk menghasilkan teks-teks
yang atraktif dan diagram pada sebuah poster pembelajaran. Tetapi cara
tradisional diperlukan berupa keterampilan untuk memilih, mengevaluasi, dan
memvalidasi setiap informasi yang
ditampilkan menggunakan komputer tersebut (Rogers, 2004).
Bentuk Kearifan Lokal Bumi Pusako Betuah Negeri Jambi
Sebetulnya pendekatan etnosains adalah sebuah metode etnografi baru yang berasal dari pendekatan kebahasaan yang digunakan juga oleh para antropolog, sosiolog dan biolog dalam mempelajari dan mendeskripsikan aneka data sesuai dengan kepakaran mereka berdasarkan pengetahun emik masyarakat etnik setempat (Spradley, 1980). Batasan atau pengertian etnosais cukup beragam. Etnosains mengandung pengertian yang sama dengan: pengetahuan tradisi (traditional knowledge) ; pengetahuan lokal (lokal knowledge) atau kearifan tradisi (indigenous knowledge); sains tradisi (tradisional science) yang pada kenyataan ini diterima secara luas oleh masyarakat internasional.
Sistem pengetahuan ini (etnosains) yang sudah teruji dan sesuai dengan lingkungan di mana pengetahuan ini berkembang, merupakan dasar bagi sejumlah keputusan praktis dalam kehidupan masyarakat lokal. Secara luas, ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang menjelaskan hubungan sebab-akibat suatu objek yang diteliti berdasarkan metode tertentu, yang merupakan kesatuan yang sistematis. Sedangkan pengetahuan (knowledge) adalah bentukan pola berpikir asosiatif antara pikiran dan kenyataan sebenarnya, yang didasarkan pada kumpulan pengalaman sendiri maupun orang lain, di suatu bidang tanpa memahami adanya hubungan sebab akibat yang hakiki dan universal (Alfandi, 2001).
Etnokimia (ethnochemistry) adalah studi kimia dari sudut pandang budaya : Bagaimana kimia itu telah membentuk sebuah kebudayaan dan bagaimana kebudayaan turut berkonstribusi pada ilmu pengetahuan dan perubahannya. Informasi mengenai etnokimia ini dapat diperoleh salah satunya dari eksplorasi penggunaan tanaman (flora), baik sebagai pangan ataupun obat-obatan. Studi etnokimia menggabungkan pemahaman turun-temurun di masyarakat (opini) dengan ilmu sains (fakta ilmiah) mengenai efektivitas tanaman-tanaman tersebut yang dianggap berperan sebagai obat maupun bahan aditif pangan berdasarkan senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman serta peran dari senyawa kimia tersebut. Melalui studi lebih lanjut etnokimia ini maka akan dapat memperluas pemahaman sains yang berkaitan dengan kebudayaan.
Bentuk – bentuk etnokimia yang berkembang dimasyarakat jambi yaitu :
1. Tempoyak
Tempoyak merupakan suatu jenis makanan tradisional yang dibuat dari hasil fermentasi buah durian. Fungsi pengawetan ini sangat bagus untuk menghindari pembusukan buah yang tidak diinginkan. tempoyak mempunyai umur simpanan yang relatif cukup lama hingga musim durian berikutnya. Selain berfungsi penting dalam pengawetan, juga berfungsi sebagai penyedap makanan secara alami. Pemberian tempoyak terhadap beberapa sambal dan gulai akan menambahkan cita rasa suatu untuk dimakan. Sebagai makanan hasil fermentasi, pembuatan tempoyak melibatkan sejumlah mikroorganisme penghasil asam laktat atau lebih dikenal dengan bakteri asam laktat (BAL).
Bakteri asam laktat (BAL) adalah kelompok bakteri Gram positif, tidak berspora, berbentuk bulat atau batang dan dapat mengubah karbohidrat menjadi asam laktat. BAL mempunyai peranan esensial hampir dalam semua proses fermentasi makanan dan minuman. Salah satu peran utama bakteri ini adalah untuk mengawetkan bahan makanan dengan menghasilkan sebagian besar asam laktat (bakteri homofermentatif), asam asetat, etanol dan CO2(bakteri heterofermentatif) serta bakteriosin.
Selama berlangsungnya fermentasi pada proses pembutan tempoyak akan terbentuk asam-asam organik meliputi asam butirat 7,3 % untuk substrat daging buah kuning dan 6,2 % untuk substrat daging buah putih, asam laktat 1,6% (daging buah putih) dan 1,7 % (daging buah kuning). Kadar asam asetat 0,34 % untuk daging buah putih dan 0,27 % untuk daging buah kuning, serta kadar asam malat dan sitrat kurang dari 0,01 %.
2. Nginang
Nginang merupakan ritual mengunyah daun sirih hijau yang ditambahkan dengan racikan gambir, kapur putih dan buah pinang muda yang di-mix dalam porsi sedikit-sedikit. Setelah dikunyah-kunyah dalam mulut sampai lumat, ludahnya kemudian menjadi berwarna merah dan daun yang telah dilumatnya itu tidak ditelan, melainkan diludahkan kembali biasanya ke dalam wadah dari kuningan yang disebut bokor.
Tradisi, “nginang” yang diwajibkan bagi wanita
Gigi sehat dan kuat dimiliki oleh orang tua yang memiliki kebiasaan nginang, terjadi karena kandungan daun sirih dalam racikan nginang-nya itu. Daun sirih memiliki kemampuan sebagai antiseptic, antioksidan, dan fungisida. Menurut Hariana didalam bukunya yang berjudul Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, daun sirih mengandung minyak atsiri sampai 4,2%, senyawa fenil propanoid dan tannin. Senyawa-senyawa ini bersifat antimikroba dan antijamur yang kuat dan dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri diantaranya Escherichia coli, Salmonella sp, Staphylococcus, dan dapat mematikan Candida albicans.
Berdasarkan hasil uji fitokimia daun sirih, menunjukan adanya golongan senyawa glikosida, steroid/ triterpenoid, flavonoid, tanin, dan antrakinon didalam duan sirih. Adanya kandungan senyawa senyawa triterpenoid, flavonoid, dan tanin menunjukan bahwa tumbuhan sirih mempunyai Aktivitas sebagai antimikroba, yang mampu melawan beberapa bakteri gram positif dan negative. Senyawa tanin dan flavonoid mempunyai aktivitas antibakteri untuk melawan Staphylococcus aureus, Eschericia coli dan jamur Candida albicans. Adapun ketiga bakteri tersebut merupakan bakteri penyebab berbagai penyakit pada gigi dan gusi serta menimbulkan bau yang tidak sedap di mulut. Ini didukung oleh Ditjen POM (1980) yang menyebutkan bahwa pada daun sirih dijumpai senyawa flavonoid dan tanin yang bersifat anti mikroba dan senyawa kavikol yang memiliki daya membunuh bakteri lima kali lebih kuat dari fenol biasa. Berarti daun sirih mampu menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh ketiga bakteri tersebut.
PERMASALAHAN :
Bagaimanakah tanggapan teman – teman mengenai penggunaan
TIK dalam inovasi pembelajaran kimia.? Apakah akan berdampak postiv terhadap
proses pembelajaran.?
menurut saya penggunaan TIK dalam pembeljaran kimia cukup membantu, karena TIK meliputi penggunaan buku teks berbasis multimedia, penggunaan animasi yang menarik. seperti kita ketahui kimia ini ilmu nya yang abstrak jadi pengunaan media yang di sebut di atas sangat mebantu dalam proses pembelajaran
BalasHapuslalu menurut andri apakah inovasi TIK ini dapat diterapkan diseluruh sekolah.? adakah kesulitan yang akan dihadapi guru apabila menggunakan TIK dalam pemebelajaran kimia.?
Hapusya sangat berdampak positif penggunaan TIK pada proses pembelajaran kimia, karena selain bisa menjadi media yg dpt mmpermudah ilmu yg abstrak mnjd konkret. penggunaan TIK juga dapat memprmudah siswa dlm mengakses untuk kepentingan pndidikan seperti contohnya itu E-learning sehingga bisa memudahkan proses pembelajaran
BalasHapusmenurut saya, pembelajaran yang berbasis TIK itu sangat berdampak baik sekali untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar. TIK dalam pembelajaran digunakan sebagai media yang sangat membantu sekali apabila guru memanfaatkannya dengan baik.
BalasHapusmedia merupakan alat bantu untuk mempermudah siswa memahami materi.
namun, harus kita akui bahwa jika seorang guru yg tidak menguasai tentang TIK, maka pembelajaran akan kurang bermakna.
mungkin memang sudah menggunakan media namun media itu masih sama dengan yg ada dibuku
menurut saya penggunaan TIK dalam pembelajaran kimia sangatlah baik dan tentunya juga memberi dampak positif karena saat ini inovasi pengembangan pembelajaran kimia terutama pada media pembelajaran sangat pesat pada penggunaan komputer dan internet sebagai media pendukungnya, dengan begitu tentunya akan sanagat baik bila penggunan TIK terus dikembangkan pada pembelajaran kimia.
BalasHapuspasti berdampak positif apabila penggunaan TIK sesuai, seperti kita ketahui media pembelajaran sangat berkembang pada saat ini. apabila media cocok atau sesuai dengan materi dan fungsi media sebagai alat bantu terlaksana dengan baik pasti berdampak positif akan tetapi apabila tidak sesuai dengan materi maka akan berdampak negatif
BalasHapus