Selasa, 30 Mei 2017




Pengertian Penelitian Tindakan Kelas atau PTK

Beberapa ahli dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)  masing – masing   memberikan definisi  di antaranya  yang dikemukakan oleh Stephen  Kemmis, seperti yang dikutip D. Hopkins, dalam bukunya yang berjudul A Teacher’s Guide the Classroom Action Research, Bristol, PA, Open University Press, 1993, halaman 44. menyatakan bahwa action research adalah: … A form of self reflective inquiri undertaken by participants in a social (including educational) situation in order improve the rationality and justice of (a)their own social or educational practices. (b) their understanding of these practices, and (c) the situations in which practices are carried out.

Dari pengertian di atas, dapat dicermati bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang ditujukan untuk memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran, serta untuk memperbaiki kelemahan – kelemahan yang masih terjadi dalam proses pembelajran dan untuk mewujudkan tujuan – tujuan dalam proses pembelajaran tersebut. Jika proses inquiri dan perbaikan pembelajran dilakukan  secara terus – menerus, diyakini sepenuhnya bahwa kemampuan professional guru akan terus meningkat sesuai dengan harapan banyak pihak

Penelitian tindakan adalah suatu bentuk diri kolektif yang dilakukan oleh peserta – pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktek pendidikan dan praktek social mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktek  -  praktek itu dan terhadap situasi tempat  dilakukan praktek – praktek tersebut (Kemmis dan Tagart, 198 :5– 6)

Berdasarkan uraian di atas, kita dapat menafsirkan pengertian PTK secara lebih luas, secara singkat PTK dapat di definisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek – praktek pembelajran di kelas, sehingga kondisi ini, sangat menghambat pencapaian tujuan pembelajran. Karena itu, guru dapat melakukan penelitian tindakan kelas agar minat  siswa terhadap pembelajaran dapat ditingkatkan.

Karakteristik  Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Karakteristik tindakan sebagai berikut  (Cohen dan Manion, 1980) :
1)   Situasional, praktik, dan secara langsung gayut (relevan) dengan situasi nyata dalam dunia kerja. Ia berkenan dengan diagnosis suatu masalah dalam  kontek tertentu dan usaha untuk memecahkan masalah tersebut.
2)   Subjeknya adalah di kelas, anggota staf sekolah, dan yang lain penelitiannya terlibat dengan mereka subjek tindakan.
3)   Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah.  Penelitian tindakan juga bersifat empiris dalam hal bahwa ia mengandalkan observasi  nyata dan data perilaku, dan tidak lagi termasuk kajian pihak-pihak panitia yang subjektif atau pendapat orang berdasarkan pengalaman masa  lalu.
4)   Fleksibel dan adaptif, memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan dengan mengabaikan pengontrolan karena lebih  menekankan tanggap dan pengujicobaan dan pembaharuan di tempat kejadian.
5)   Partisipatori karena peneliti atau anggota tim peneliti sendiri ambil bagian secara langsung  atau tidak langsung dalam melaksanakan  penelitiannya.
6)   Self – evaluative, yaitu modifikasi secara kontinyu dan dievaluasi dalam situasi yang ada /aktual, tujuan akhirnya ialah untuk meningkatkan praktik dalam cara tertentu. Meskipun berusaha secara sistematis, penelitian tindakan secara ilmiah kurang ketat karena ditinjau dari kesahihan instrumen juga agak lemah.

Fungsi Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Fungsi PTK sebagai alat untuk  meningkatkan kualitas pelaksanaan   kerja di sekolah dan ruang kelas, misalnya, penelitian tindakan dapat memiliki lima kategori fungsi sebagai (Cohen dan Manion, 1980) :
1)   Alat untuk memecahkan masalah yang didiagnosis dalam situasi   tertentu;
2)   Alat pelatihan dalam jabatan, dengan demikian membekali guru yang bersangkutan serta keterampilan dan metode baru, mempertajam kemampuan analisisnya, dan perubahan;
3)   Alat untuk mengenalkan pendekatan tambahan atau inovasi pada pengajaran dan pembelajaran ke dalam sistem sekolah yang  biasanya menghambat inovasi dan perubahan;
4)   Alat untuk meningkatkan komunikasi yang biasanya kurang lancar antara guru lapangan dengan penelitian akademis, dan memperbaiki kegagalan penelitian tradisional dalam memberikan deskripsi yang jelas; dan
5)   Alat untuk menyediakan alternatif yang lebih baik daripada pendekatan yang lebih subjektif dan impresionistik pada pemecahan masalah di dalam kelas.

Tahapan Penelitian Tindakan Kelas
Banyak model PTK yang dapat diadopsi dan diimplementasikan di dunia pendidikan. Namun secara singkat, pada dasarnya PTK terdiri dari 4 (empat) tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting).



1. Perencanaan Tindakan; berdasarkan pada identifikasi masalah yang dilakukan pada tahap pra PTK, rencana tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan yang ditentukan. Rencana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materi/bahan ajar, rencana pengajaran yang mencakup metode/ teknik mengajar, serta teknik atau instrumen observasi/ evaluasi, dipersiapkan dengan matang pada tahap perencanaan ini. Dalam tahap ini perlu juga diperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap implementasi berlangsung. Dengan melakukan antisipasi lebih dari diharapkan pelaksanaan PTK dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan.

2. Pelaksanaan Tindakan; tahap ini merupakan implementasi ( pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat. Tahap ini, yang berlangsung di dalam kelas, adalah realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan guru tentu saja mengacu pada kurikulum yang berlaku, dan hasilnya diharapkan berupa peningkatan efektifitas keterlibatan kolaborator sekedar untuk membantu si peneliti untuk dapat lebih mempertajam refleksi dan evaluasi yang dia lakukan terhadap apa yang terjadi dikelasnya sendiri. Dalam proses refleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori pembelajaran yang dikuasai dan relevan.

3. Pengamatan Tindakan; kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti. Pada tahap ini perlu mempertimbangkan penggunaan beberapa jenis instrumen ukur penelitian guna kepentingan triangulasi data. Dalam melaksanakan observasi dan evaluasi, guru tidak harus bekerja sendiri. Dalam tahap observasi ini guru bisa dibantu oleh pengamat dari luar (sejawat atau pakar). Dengan kehadiran orang lain dalam penelitian ini, PTK yang dilaksanakan menjadi bersifat kolaboratif. Hanya saja pengamat luar tidak boleh terlibat terlalu dalam dan mengintervensi terhadap pengambilan keputusan tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Terdapat empat metode observasi, yaitu : observasi terbuka; observasi terfokus; observasi terstruktur dan dan observasi sistematis. Beberapa prinsip yang harus dipenuhi dalam observasi, diantaranya: (a) ada perencanaan antara dosen/guru dengan pengamat; (b) fokus observasi harus ditetapkan bersama; (c) dosen/guru dan pengamat membangun kriteria bersama; (d) pengamat memiliki keterampilan mengamati; dan (e) balikan hasil pengamatan diberikan dengan segera. Adapun keterampilan yang harus dimiliki pengamat diantaranya: (a) menghindari kecenderungan untuk membuat penafsiran; (b) adanya keterlibatan keterampilan antar pribadi; (c) merencanakan skedul aktifitas kelas; (d) umpan balik tidak lebih dari 24 jam; (d) catatan harus teliti dan sistemaris

4. Refleksi Terhadap Tindakan; tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis, dan disintesis. Dalam proses pengkajian data ini dimungkinkan untuk melibatkan orang luar sebagai kolaborator, seperti halnya pada saat observasi. Keterlebatan kolaborator sekedar untuk membantu peneliti untuk dapat lebih tajam melakukan refleksi dan evaluasi. Dalam proses refleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori instruksional yang dikuasai dan relevan dengan tindakan kelas yang dilaksanakan sebelumnya, menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang mantap dan sahih.Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan PTK. Dengan suatu refleksi yang tajam dan terpecaya akan didapat suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentuan langkah tindakan selanjutnya. Refleksi yang tidak tajam akan memberikan umpan balik yang misleading dan bias, yang pada akhirnya menyebabkan kegagalan suatu PTK. Tentu saja kadar ketajaman proses refleksi ini ditentukan oleh kejataman dan keragaman instrumen observasi yang dipakai sebagai upaya triangulasi data. Observasi yang hanya mengunakan satu instrumen saja. Akan menghasilkan data yang miskin.Adapun untuk memudahkan dalam refleksi bisa juga dimunculkan kelebihan dan kekurangan setiap tindakan dan ini dijadikan dasar perencanaan siiklus selanjutnya. Pelaksanaan refleksi diusahakan tidak boleh lebih dari 24 jam artinya begitu selesai observasi langsung diadakan refleksi bersama kolaborator.


Kelebihan dan Kekurangan PTK
Penelitian tindakan, seperti halnya jenis pnelitian lain, memiliki kelebihan dan kekurangan. Peneliti dapat mengurangi kekurangannya dan memaksimalkan kelebihannya. Shumsky (1982) telah mencatat kelebihan penelitian tindakan sebagai berikut:
1)   Kerja sama dalam penelitian tindakan menimbulkan rasa memiliki;
2)   Kerja sama dalam penelitian tindakan mendorong kreativitas dan pemikiran kritis;
3)   Kerja sama meningkatkan kemungkinan untuk berubah; dan
4)    Kerja sama dalam penelitian meningkatkan kesepakatan.

Meskipun memiliki kelebihan – kelebihan sepeti disebutkan di atas, penelitian tindakan memiliki beberapa kelemahan, sebagai berikut  :
1)   Berkaitan dengan kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalamTeknik dasar penelitian tindakan pada pihak peneliti
2)    Berkenaan dengan waktu. Karena itu, penelitian tindakan memerlukan komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya, faktor waktu ini dapat menjadi kendala yang besar. Praktisi yang ingin melakukan tugas rutinnya dan untuk melakukan penelitian. 

PERMASALAHAN :
Menurut teman – teman seberapa pentingkah penelitian tindakan kelas ini dilakukan bagi seorang guru.? Apakah dengan diadakannya penelitian tindakan kelas ini dapat membantu guru dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya.?


6 komentar:

  1. Ada beberapa alasan mengapa PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan profesional seorang guru :

    PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Dia menjadi reflektif dan kritis terhadap lakukan.apa yang dia dan muridnya
    PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai seorang praktis, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneniliti di bidangnya.
    Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya.
    Pelaksanaan PTK tidak menggangu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran.
    Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.
    Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek pembelajaran secara berkesinambungan sehingga meningkatan mutu hasil instruksional; mengembangkan keterampilan guru; meningkatkan relevansi; meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.

    BalasHapus
  2. menurut saya sangat penting karena seorang guru bisa mengetahui permasalahan yang ada di kelas yang dia ajarkan,menurut literatur yang saya baca yaitu Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya.

    BalasHapus
  3. PTK adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. PTK dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.
    Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya. Tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas.

    BalasHapus
  4. sangat penting karena dari PTK guru dapat menngevaluasi cara ia dalam membelajarkan kimia. dari sini ia juga dapat mengetahui hasil pembelajarn yang ia lakukan. dengan adanya beberapa siklus dalam PTK ia dapat terus mengevaluasi cara belajar hingga menemukan cara yang tepat untuk mendapatkan hasil yang maksimal. ya dengan cara ini, guru dapat mengetahui celah yang membuat kegagalan dalam pembelajaran sehingga dapat menjadi lebih baik lagi

    BalasHapus
  5. Beberapa alasan yang mendukung pentingnya PTK sebagai langkah yang tepat untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pendidikan, antara lain:

    Guru berada di garis depan dan terlibat langsung dalam proses tindakan perbaikan mutu pendidikan.
    Guru terlibat dalam pembentukan pengetahuan yang merupakan hasil penelitiannya.
    Melaui PTK guru menyelesaikan masalah, menemukan jawab atas masalahnya, dan dapat segera diterapkan untuk melakukan perbaikan.

    BalasHapus
  6. menurut saya juga penting seorang guru melaksanakan PTK, karena untuk megevaluasi dan mengetahui kinerja dari guru itu sendiri apakah sudah benar atau perlu adanya perbaikan. semua ini dilakukan untuk menjamin mutu pendidikan yang lebih baik.

    BalasHapus