Selasa, 28 Maret 2017

KESULITAN BELAJAR KIMIA PADA SISWA SMA DAN SMP



Pelajaran kimia merupakan ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Kemauan belajar siswa terhadap pelajaran kimia berhubungan erat dengan tertarik atau tidaknya siswa tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan kimia. Siswa yang kurang menyenangi pelajaran kimia dari awal sudah tidak tertarik dengan masalah-masalah yang menyangkut kimia. Dampaknya siswa akan cenderung beranggapan bahwa kimia itu tidak menarik dan kurang bermanfaat. Hal ini merupakan persepsi negatif siswa tentang pelajaran kimia. Sebaliknya, siswa yang beranggapan bahwa kimia adalah mata pelajaran yang menyenangkan dan bermanfaat, maka siswa cenderung ingin mengetahui lebih dalam lagi mengenai pelajaran kimia yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa, seperti yang dikemukakan oleh Syah (2010) yaitu dengan meyakini manfaat mata pelajaran tertentu siswa akan merasa membutuhkannya, dan dari perasaan butuh itu diharapkan muncul semangat terhadap mata pelajaran tersebut sekaligus akan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran tersebut.

Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan dalam Belajar
Faktor yang mempengaruhi kesulitan dalam belajar ada 2 macam, yaitu :

a.       Faktor Intern
Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam individu sendiri, misalnya kematangan, kecerdasan, motivasi dan minat.

·         Kematangan
Karena kematangan mentalnya belum matang, kita akan sukar mengajarkan konsep-konsep ilmu Filsafat kepada siswa sekolah dasar. Pemberian materi tertentu akan tercapai apabila sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan individu atau siswa. Oleh karena itu, baik potensi jasmani maupun rohaninya perlu dipertimbangkan lagi kematangannya.

·         Kecerdasan (IQ)
Keberhasilan individu mempelajari berbagai pengetahuan ditentukan pula oleh tingkat kecerdasannya, misalnya, suatu ilmu pengetahuan telah cukup untuk dipelajari oleh seseorang individu dalam taraf usia tertentu. Tetapi kecerdasan individu yang bersangkutan kurang mendukung, maka pengetahuan yang telah dipelajarinya tetap tidak akan dimengerti olehnya. Demikian pula dalam hal-hal yang lain, seperti dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, misalnya memasak dan membuat mainan sederhana, dalam tingkat yang sama tidak semuanya individu mampu mengerjakannya dengan baik.

·         Motivasi
Motivasi pun menentukan keberhasilan belajar. Motivasi merupakan dorongan untuk mengerjakan sesuatu. Dorongan tersebut ada yang datang dari dalam individu yang bersangkutan dan ada pula yang datang dari luar individu yang bersangkutan, seperti peran orang tua, teman dan guru.

·         Minat
Minat belajar dari dalam individu sendiri merupakan faktor yang sangat dominan dalam pengaruhnya pada kegiatan belajar, sebab kalau dari dalam diri individu tidak mempunyai sedikitpun kemauan atau minat untuk belajar, maka pelajaran yang telah diterimanya hasilnya akan sia-sia. Otomatis pelajaran tersebut tidak masuk sama sekali di dalam IQ-nya.

b.      Faktor Ekstern
Faktor ekstern erat kaitannya dengan faktor sosial atau lingkungan individu yang bersangkutan. Misalnya keadaan lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat , guru dan alat peraga yang dipergunakan di sekolah.

·         Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga pun sangat menentukan keberhasilan belajar. Status ekonomi, status sosial, kebiasaan dan suasana lingkungan keluarga ikut serta mendorong terhadap keberhasilan belajar. Suasana keluarga yang tentram dan damai sangat menunjang keharmonisan hubungan keluarga. Hubungan orang tua dan anak akan dirasakan saling memperhatikan dan melengkapi. Apabila anak menemukan kesulitan belajar, dengan bijaksana dan penuh pengertian orang tuanya memberikan pandangan dan pendapatnya terhadap penyelesaian masalah belajar anaknya.

·         Lingkungan Masyarakat
Peran masyarakat sangat mempengaruhi individu dalam belajar. Setiap pola masyarakat yang mungkin menyimpang dengan cara belajar di sekolah akan cepat sekali menyerap ke diri individu, karena ilmu yang didapat dari pengalamannya bergaul dengan masyarakat akan lebih mudah diserap oleh individu daripada pengalaman belajarnya di sekolah. Jadi peran masyarakat akan dapat merubah tingkah laku individu dalam proses belajar.

·         Guru
Peran guru dapat mempengaruhi belajar. Bisa dilihat dari cara guru mengajar kepada siswa, hal ini sangat menentukan dalam keberhasilan belajar. Sikap dan kepribadian guru, dasar pengetahuan dalam pendidikan, penguasaan teknik-teknik mengajar, dan kemampuan menyelami alam pikiran setiap individu siswa merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu, guru sebagai motivator, guru sebagai fasilitator, guru sebagai inovator, dan guru sebagai konduktor masalah-masalah individu siswa, perlu menjadi acuan selama proses pendidikan berlangsung.

·         Bentuk Alat Pelajaran
Bentuk alat pelajaran bisa berupa buku-bukun pelajaran, alat peraga, alat-alat tulis menulis dan sebagainya. Kesulitan untuk mendapatkan atau memiliki alat-alat pelajaran secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar siswa. Siswa akan cenderung berhasil apabila dibantu oleh alat-alat pelajaran yang memadai. Alat pelajaran tersebut akan menunjang proses pemahaman anak. Misalnya, melalui praktek sederhana dari materi pelajaran yang telah mereka pelajari.

·         Kesempatan Belajar
Kesempatan belajar merupakan faktor yang sedang diupayakan Pemerintah melalui Wajib Belajar (Wajar) Pendidikan Dasar 9 Tahun yang mulai dicanangkan tahun pelajaran 1994/1995. Pencanangan Wajar tersebut merupakan alternatif pemberian kesempatan kepada para siswa, terutama bagi mereka yang orang tuanya berekonomi kurang mampu.

Fenomena lain kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku siswa seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah dan sering minggat dari sekolah. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti :
1) Rendahnya kemampuan intelektual anak
2) Gangguan perasaan / emosi
3) Kurangnya motivasi untuk belajar
4) Kurang matangnya anak untuk belajar
5) Usia yang terlalu muda
6) Latar belakang sosial yang tidak menunjang
7) Kebiasaan belajar yang kurang baik
8) Kemampuan mengingat yang rendah
9) Terganggunya alat-alat indera
10) Proses belajar mengajar yang tidak sesuai
11) Tidak adanya dukungan dari lingkungan belajar.


 Cara Mengatasi Kesulitan Belajar

Sehubungan dengan kondisi dan cara belajar yang ditempuh sebagian besar siswa, maka strategi belajar di tingkat apapun sebenarnya tetap sama. Kuncinya hanya dua hal, yaitu disiplin waktu dan konsentrasi. Sepertinya hal ini hanyalah ucapan klise, tapi memang itulah kunci keberhasilan siswa. Disiplin waktu mengandung pengertian bahwa siswa tahu betul bagaimana mengatur waktu, kapan harus belajar, kapan harus main, dll. Jadi, disiplin waktu berarti siswa dapat memilah-milah waktu sedemikian rupa sehingga antara kegiatan yang satu dengan yang lain tidak saling mengganggu. Pemilahan waktu yang baik bagi siswa terutama melatih agar siswa memiliki rencana belajar yang teratur. Keteraturan dalam belajar meliputi teratur mengikuti pelajaran, membaca buku, mempelajari materi. Hanya dengan jalan pikiran yang teratur, maka konsep-konsep yang sulit dapat dimengerti dan dikuasai. Dengan keteraturan belajar menghindarkan siswa dari “cramming”, yaitu keadaan dimana siswa belajar mati-matian untuk memadatkan kepalanya dengan semua pelajaran yang dampaknya amat buruk bagi kesehatan dan perjalanan studi lebih lanjut. Dengan demikian siswa memang dituntut untuk belajar secara teratur bukan belajar secara borongan. Melalui belajar teratur maka materi-materi yang kurang paham akan cepat diketahui dan dikuasai, baik melalui penelusuran buku-buku maupun tanya-jawab dan diskusi sesama teman.

Kunci keberhasilan yang kedua adalah konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Pada umumnya yang mengganggu konsentrasi siswa, antara lain : kurang minat, gangguan sekeliling, jemu dan jenuh dengan materi kuliah dan gangguan kesehatan. Kurang minat tersebut terjadi karena jurusan yang dipilih tidak disukai, dosen yang mengajar kurang menarik (acuh, monoton dalam mengajar, tidak memberi kesempatan siswa untuk bertanya, dll.). Akibat dari kurang minat ini menyebabkan malas hadir dalam pelajaran, padahal hadir dalam pelajaran sangat penting, apalagi materi-materi pelajaran saling berhubungan satu dengan yang lain.

Untuk mengatasi gangguan-gangguan tersebut dapat ditempuh dengan cara menyadari manfaat dan segi menarik dari materi-materi pelajaran yang ada. Selain itu, berusaha menyukai guru-guru yang mengajar dengan melihat segi kemanfaatan ilmu tersebut disertai kesadaran bahwa setiap guru mempunyai tipe mengajar yang berbeda-beda. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang kita ketahui tentang sesuatu objek tertentu (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983/1984 : 13). Pangkal kelahiran pengetahuan adalah adanya rasa ingin tahu pada manusia (Abdullah Aly, dkk., 1991 : Dengan rasa ingin tahu tersebut manusia berusaha memenuhi keingintahuannya sehingga lahirlah pengetahuan. Oleh karena itu, bila siswa ingin menguasai suatu ilmu pengetahuan, maka dalam dirinya harus selalu muncul rasa ingin tahu dan berusaha mencari jawabannya. Siswa yang ingin berhasil harus selalu haus dan penasaran terhadap materi-materi yang diajarkan. Rasa penasaran mencari jawaban tersebut harus selalu dikobarkan agar tidak ada perasaan pasrah dan menyerah bila tidak memahami suatu materi. 

PERMASALAHAN

Menurut teman – teman factor apakah yang paling mendasari siswa dalam mengalami kesulitan belajar.? Kemudian solusi apa yang dapat titerapkan untuk meminimalisir factor tersebut,, berikan pendapat teman – teman..


Rabu, 22 Maret 2017

 SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

WORKSHOP PENDIDIKAN KIMIA


Nama                    : RIRIN EKA YULIANA
Nim                      : RSA1C114012
Prodi                    : Pendidikan Kimia
Mata Kuliah          : Workshop Penidikan Kimia

Dosen                     : Dr. Syamsurizal, M.Si



JAWABAN

1.                   A. Buatlah peta konsep tentang hidrokarbon hubungkanlah antar konsep sekurang kurangnnya ada 15 konsep terkait.
Jawaban :

b. Deskripsikan pemahaman saudara secara sistematis sekurang-kurangnya antar 5 konsep terkait temukan keterkaitan antarkonsep.

            Keterkaitan konsep :
·         Hidrokarbon terdiri dari unsur utama yaitu unsur C,H
·         Pembakaran akan sempurna apabila menghasilkan H2O dan CO2
·         Minyak bumi merupakan komponen dari hidrokarbon
·         Bensin merupakan bahan bakar yang sering digunakan pada motor
·         Alkana merupakan hidrokarbon yang memiliki ikatan jenuh
·         Metana termasuk golongan alkana karena memiliki ikatan tunggal
·         Air merupakan salah satu pelarut organik yang sering digunakan dalam penelitian
·         Pada proses pembakaran bahan utama yang digunakan adalah oksigen


2. Kemukakan gagasan anda bagaimana anda dapat menjelaskan suatu konsep kimia (berikan contohnya) mulailah berturut-turut dari aspek makroskopik, mikroskopik dan simbolik, tandai ketiga aspek tersebut dalam penjelasan anda.

Jawaban :

Materi “ Reaksi Reduksi Oksidasi “. Hal ini dapat diilustrasikan dengan contoh sebagai berikut :

·         Gambaran makroskopis, kimia mencakup berbagai fenomena yang dapat diamati dan fenomena ini mungkin sudah seringkali dilihat oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, misalnya paku yang dapat berkarat apabila diletakkan diluar rumah.

·         Gambaran mikroskopis, sebuah paku yang sedang mengalami perkaratan merupakan proses kimia dimana atom-atom yang terkandung dalam paku yaitu (besi) bereaksi dengan molekul oksigen di udara untuk membentuk molekul oksida besi (karat).

·         Gambaran simbolik, cara lain untuk menggambarkan proses perkaratan tersebut adalah dengan menggunakan persamaan kimia beserta simbol, rumus kimia dan angka-angka seperti 4Fe(s) + 3O2 (g) 2Fe2O3(s).

·         Gamabaran lengakap proses perkaratan pada besi



3. a.  Tiga faktor utama penyebab timbulnya hambatan Implementasi Kurikulum 2013 yaitu :

·         Mata pelajaran kimia didalam ujian nasional digunakan sebagai mata pelajaran minat. Sehingga tidak wajib bagi siswa untuk memilih mata pelajaran kimia. Hal ini menyebabkan siswa menjadi semakin sedikit yang termotivasi untuk belajar kimia. Siswa akan lebih memilih mata pelajaran lain yang dianggapnya lebih mudah serta lebih mereka pahami.

·         Pemerintah tidak melibatkan para guru dalam merumuskan kurikulum 13. Sehingga banyak guru yang masih bingung dalam menerapkan pembelajaran menggunakan kurikulum 13 dan juga guru masih bingung dalam melaksanakan proses penilaian terhadap siswa.

·         Dalam kurikulum 13 siswa sangat dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini menyulitkan siswa dalam memahami konsep materi pelajaran terutama materi kimia yang telah dianggap sulit. Sehingga apabila siswa tidak termotivasi mencari dan tidak ada kemauan untuk belajar maka akan semakin menyulitkan siswa. Guru juga dituntut untuk berkreasi dan berinovasi untuk menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan namun dapat merangsang siswa untuk aktif belajar dan dapat dengan mudah mengkonstrak konsep yang telah dipelajari.

·         Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai disetiap sekolah – sekolah. Tidak semua sekolah yang ada memiliki sarana dan prasarana yang lengkap. Hal ini dapat menimbulkan hambatan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dimana sekolah banyak yang belum memiliki alat infokus, laboratorium yang lengkap, komputer yang lengkap. Sehingga guru belum bisa sepenuhnya melakukan pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 13.

b. peta konsep kaitan hambatan implementasi kurikulum 13:


           
4.  a. Manfaat Penilaian Autentik bagi siswa:

·         Penilaian autentik dilakukan secara langsung pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Sehingga guru dapat mengetahui dengan tepat kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh siswa didiknya. Penilaian autentik menuntut siswa untuk menampilkan kemampuan nya secara langsung sehingga guru dapat langsung mengamati dan memberikan penilaian yang sejujurnya

·         Penilaian autentik dapat memberikan nilai yang sangat jujur terhadap kemampuan setiap siswa. Sehingga diharapkan siswa tidak ada yang merasa guru tidak memperlakukan mereka dengan tidak adil dan diharapkan guru tidak lagi hanya berfokus kepada siswa yang dianggap pintar.

·         Dengan penilaian autentik dapat memudahkan guru dalam menilai aspek kognitif , aspek afektif dan aspek psikomotor  siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan jenis – jenis penilaian autentik dimana setiap jenis – jenis penilaian autentik itu memiliki rubrik penilaian yang berfokus untuk melihat aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Sehingga masing – masing siswa dapat memunculkan ketiga aspek tersebut setiap kali melakukan proses pembelajaran.

·         Penilaian autentik memungkinkan terintegrasikannya kegiatan pengajaran, belajar, dan penilaian menjadi satu paket kegiatan yang terpadu. Ketika guru membelajarkan suatu topik dan pembelajar aktif mempelajari, penilaiannya bukan semata berupa tagihan terhadap penguasaan topik itu, melainkan siswa juga diminta untuk berunjuk kerja mempraktikkannya dalam sebuah situasi konkret yang sengaja diciptakan.

·         Penilaian autentik memberikan kesempatan pembelajar untuk mengkonstruksikan hasil belajarnya. Dengan penilaian autentik pembelajar diminta untuk mengkonstruksikan apa yang telah diperoleh ketika mereka dihadapkan pada situasi konkret. Dengan cara ini pembelajar akan menyeleksi dan menyusun jawaban berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dan analisis situasi yang dilakukan agar jawabannya relevan dan bermakna.

b. penerapan penilaian autentik dalam praktikum kimia

penerapan penilaian autentik dalam praktikum kimia dapat dengan menggunakan penilaian unjuk kerja. Penilaian kinerja merupakan penilaian subjektif  yang menyangkut terhadap kualitas kinerja atau hasil kerja yang ditunjukkan oleh setiap siswa. Penilaian kinerja dapat menilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa. Pada pembelajaran kimia, penilaian kinerja lebih menekankan proses apabila dibandingkan dengan hasil. Misalnya untuk menilai kemampuan siswa dalam melakukan praktikum indikator asam dan basa. Dapat digunakan lembar observasi untuk menilai sikap dan psikomotor dari siswa.






Senin, 20 Maret 2017

KETRAMPILAN DASAR LABORATORIUM (BASIC LAB SKILLS)


Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. 

v  Kemampuan Dasar sebelum melakukan praktikum

Beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh semua pemakai laboratorium adalah mengenal bahan, penyediaan atau penyiapan bahan, dan memanaskan.

            1. Mengenal Bahan

Bahan kimia dapat dikenali melalui sifat dan wujudnya. Sifat bahan kimia berupa asam, basa dan bentuk garam. Wujud bahan kimia dapat berbentuk padatan, cairan, dan gas. Bahan juga dapat dikenali dengan menggunakan indera misalnya tembaga sulfat bentuk kristal warna biru, iodium bentuk kristal berwarna coklat ungu. Sebelum mengenali bahan sebaiknya dikenali dahulu sifatnya dengan melihat simbol bahaya yang tercantum pada label.



          2. Penyediaan atau Penyiapan Bahan

Setiap akan mengambil bahan kimia, baca terlebih dahulu labelnya dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan. Pegang botol dengan baik, yaitu dengan label yang melekat pada botol ada di bawah telapak tangan. Dengan cara ini tidak akan ada bahan yang menetes atau menempel pada label sehingga label tetap utuh.


  • kemampuan pada saat melakukan praktikum

a. Cara Mengambil dan Menuangkan Bahan Padat

1)     Pegang botol bahan dengan label di bawah telapak tangan.
2)     Miringkan botol sehingga sedikit bahan masuk ke dalam tutup botol, kemudian keluarkan tutup botol dengan hatihati.
3)     Ketuk-ketuk tutup botol dengan telunjuk atau batang pengaduk sehingga bahan pada tutup jatuh pada tempat yang diinginkan.



            b. Cara Mengambil dan Menuangkan Bahan Cair

1)     Baca label bahan pada botol dengan teliti.
2)     Pegang botol sedemikian rupa sehingga label botol terletak pada telapak tangan agar tidak terjadi penetesan bahan ke label.
3)     Basahi tutup botol dengan bahan di dalam botol dengan cara botol dimiringkan untuk memudahkan melepas tutup botol
4)     Jika akan menuangkan, buka botol dan jepit tutup botol diantara jari.
5)     Tuangkan bahan cair dengan bantuan batang pengaduk



          c. Memanaskan

Proses pemanasan dan penguapan bahan memerlukan ketrampilan khusus untuk keselamatan bekerja. Pengetahuan bahan kimia sangat diperlukan, misalnya jangan sekali-kali memanaskan atau menguapkan bahan yang mudah terbakar di atas nyala api langsung. Gunakan penangas air atau penangas uap. Untuk memanaskan bahan cair di dalam tabung reaksi, lakukan seperti berikut.

1)     Nyalakan bunsen atau pemanas lain dengan baik.
2)     Jepit tabung reaksi berisi cairan yang akan dibakar dengan penjepit.
3)     Panaskan tabung reaksi di atas nyala api. Hadapkan tabung ke arah yang berlawanan dengan muka kita. Pemanasan dimulai dari bagian permukaan cairan bukan dari dasar tabung. Jangan lupa menggerakkan tabung reaksi selama pemanasan agar pemanasan tidak berlangsung hanya pada satu bagian saja.
4)     Untuk memanaskan bahan cair yang cukup banyak, lakukan dengan menempatkan bahan cair tersebut dalam gelas beaker dan dipanaskan di atas pemanas bunsen.

       
  • kemampuan pada saat sesudah praktikum





PERMASALAHAN :
Bagaimanakah tanggapan teman – teman apabila seorang praktikan tidak memiliki ketrampilan dasar dalam kerja dilaboratorium.? Apakah akan berjalan efektif dan efisien yang dilakukan oleh praktikan tersebut.?